Arti Shio dalam Kalender Tiongkok

MEDIAWARTA.COM – Shio adalah simbol binatang Tiongkok yang mewakili 12 siklus tahunan. Tidak seperti konsep waktu Barat yang diwakili bintang-bintang, maka kalender Tiongko dibuat berdasarkan siklus dari bulan, dan dibangun dalam format berbeda dari kalender Barat yang berbasiskan matahari.

Dalam kalendar Tiongko, awal tahun dimulai antara akhir Januari dan awal Februari. Masyarakat Tionghoa mengadopsi kalender Barat sejak 1911, meskipun kalendar lunar yang berbasiskan bulan masih tetap digunakan untuk acara-acara festival seperti Chinese New Year atau yang lebih dikenal sebagai Imlek.

Banyak kalender Tiongkok, termasuk yang beredar di Indonesia mencetak dua versi, baik kalendar yang berdasarkan matahari maupun penanggalan versi Tiongkok yang berdasarkan bulan.

Dalam adat masyarakat Tionghoa tradisional, metode penanggalan adalah berdasarkan siklus. Ini berarti sesuatu terjadi berdasarkan siklus waktu. Adapun metode rakyat yang populer dapat dilihat dari pencatatan tahun dalam 12 simbol binatang atau shio.

Setiap tahun ditandai dengan nama binatang sesuai dengan siklus yang berputar, di antaranya Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, dan Babi. Oleh karena itu, setiap 12 tahun, binatang atau shio yang sama akan muncul.

Shio binatang juga menandakan fungsi sosial yang berguna untuk mencari tahu umur seseorang. Ketimbang menanyakan berapa umur seseorang, seringkali orang hanya bertanya apa shio dari orang tersebut. Ini akan menaruh orang tersebut dalam siklus 12 tahun, dan dengan sedikit logika kita bisa menghitung umur orang tersebut.

Novianti/Foto: Istimewa

Comment