Wow, Ketatnya Keamanan Piala Eropa 2016

MEDIAWARTA.COM, PARIS – UEFA benar-benar sedang menghadapi ujian berat saat menggelar turnamen bergengsi Piala Eropa (Euro) 2016. Sebelumnya, meski ajang itu dimulai pada 10 Juni di Perancis, namun dua peristiwa miris terjadi, antara lain pada November 2015 Paris ibu kota tuan rumah Euro 2016 diteror bom. Sebanyak 129 orang tewas dan 352 orang lain terluka akibat serangkaian terom bom di restoran, balai konser, dan stadion sepak bola.

Selanjutnya, 22 Maret 2016, teror bom menggegerkan Kota Brussels di Belgia. Bandara dan stasiun kereta bawah tanah jadi target, 34 orang jadi korban jiwa. ISIS mengklaim dua serangan teror bom tersebut didalangi mereka.

Bagi UEFA, dua peristiwa berbeda masa itu jelas sebuah indikator kondisi keamanan. Apalagi, lokasi sasaran teror adalah objek vital seperti bandara, stasiun kereta, dan stadion. Tiga lokasi itu akan dipenuhi ratusan ribu suporter pada Juni-Juli.

Isu keamanan tak pernah redup. Pasca peristiwa Paris, Ketua Panitia Euro 2016 Jacques Lambert menyatakan tidak ada niat membatalkan pesta sepak bola Eropa ini. Sikap itu ditegaskan UEFA menyusul pernyataan Wakil Presiden UEFA, Giancarlo Abete. Mantan petinggi Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) itu, mengatakan ada kemungkinan turnamen Euro 2016 digelar tanpa penonton.

“Euro 2016 mustahil dibatalkan atau ditunda. Tetapi, kami tak mungkin menghapus kemungkinan laga tanpa penonton seperti halnya tidak mungkin meniadakan terorisme,” kata Abete kepada stasiun penyiaran Italia, Radio 24 belum lama ini

UEFA dalam pernyataan resmi yang dilansir The Guardian menyampaikan keyakinan pada jaminan keamanan sehingga Euro 2016 akan berlangsung aman. Namun, UEFA sedang menyiapkan rencana cadangan untuk mengantisipasi situasi krisis.

“Kami menangani keamanan seluruh partisipasi, termasuk pemain, suporter, dan sebagainya dengan sangat serius,” demikian UEFA berujar.

Sebelumnya, The Daily Mail jauh-jauh hari sebelum pembukaan Euro 2016, sekitar November 2015, mengambarkan bagaimana parameter keamanan akan sangat kental pada Euro 2016 nanti. Teror bom Paris membuat isu keamanan menjadi agenda utama Perancis.

Bandara dan stasiun kereta memang sudah memiliki standar pemeriksaan keamanan tinggi. Standar serupa bahkan bisa lebih ekstrem akan diterapkan di stadion. Perancis kebetulan menerapkan ini di kompetisi domestik setidaknya dalam setahun terakhir.

Ini di antaranya pemeriksaan dengan detektor logam, pemeriksaan tas bawaan, pemindaian tiket masuk, dan pemeriksaan tubuh. Semua area penting akan dipantau dengan kamera pengawas (CCTV).

Menteri Olahraga Perancis, Patrick Kanner, mengatakan, pemerintah Perancis akan berbuat maksimal agar Euro 2016 berlangsung aman. “Euro akan berlangsung di bawah standar keamanan ketat, apalagi setelah ada teror bom,” ujarnya.

Pernyataan resmi UEFA mengatakan, bakal mengawasi secara ketat level risiko selama Euro 2016. Kebetulan mereka punya pasukan Euro 2016 SAS (safety and security) sejak tiga tahun lalu. Tetapi, sejauh ini UEFA belum mengungkap detail langkah-langkah pengamanannya.

The Irish Times mewartakan, panitia Euro juga sudah merekrut lebih 10 ribu petugas keamanan. Sebanyak 900 orang pengawal di antaranya akan ditugaskan pada masing-masing 51 pertandingan.

Zona penggemar (fan zones), area lazim di setiap ajang olahraga, juga akan dikawal ketat. Pasukan keamanan akan menyisir area setiap saat untuk memastikan aman dari ancaman bom. Selain itu, pemeriksaan tubuh dan detektor logam akan diterapkan.

Menteri Dalam Negeri Perancis, Bernard Cazeneuve, mengatakan, turnamen Euro 2016 akan diselimuti status level keamanan sangat tinggi. Pasalnya, Euro 2016 harus menjadi pesta, tetapi keamanan kolektif juga kewajiban bagi semua orang.

Novianti/Ilustrasi: Straits Times (Singapura)

Comment