Efek reshuffle kabinet, IHSG diproyeksi bakal sentuh level tertinggi sepanjang masa

Seorang nasabah mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di sebuah bank di Jakarta, Senin (25/7/2016). Foto: Dwi Prasetya/JIBI

MEDIAWARTA.COM, JAKARTA – Efek reshuffle kabinet, IHSG diproyeksi bakal sentuh level tertinggi sepanjang masa. Presiden Ri Joko Widodo mengocok ulang kabinet. Lantai bursa kembali tertiup angin positif. Pasalnya, masuknya Sri Mulyani Indrawati ke dalam kabinet diapresiasi para investor dalam negeri.

Dikutip dari bisnis.com, perdagangan Rabu (27/7/2016), indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,96 persen sebesar 49,97 poin ke level 5.274,36. Saat pengumuman reshuffle kabinet, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 5.301,93.

Saat bersamaan, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup terapresiasi 0,29 persen sebesar 38 poin ke level Rp 13.137 per dolar AS. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga menguat 0,15 persen ke level Rp 13.130 per dolar AS.

Senior Market and Technical Analyst PT KDB Daewoo Securities Indonesia Heldy Arifien menilai penguatan IHSG tidak dapat dilepaskan dari sentimen positif reshuffle kabinet, terutama masuknya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

“Selain reshuffle kabinet, ini juga efek domino laporan keuangan. Pelaku pasar menggadang-gadang Sri Mulyani sebagai Menkeu, dibuktikan dengan kenaikan saham sektor perbankan,” terangnya.

Saham sektor perbankan melompat 1,48 persen, mengekor sektor industri kimia dasar yang melonjak 2,51 persen. Bahkan, Heldy memproyeksi secara teknikal IHSG bakal menembus level tertinggi sepanjang sejarah 5.525 dalam waktu dekat.

Level tersebut lebih tinggi dibandingkan 5.523,29 yang dicapai pada 7 April 2015. Prediksi all time high baru itu diperkirakan akan dicapai pada akhir Agustus atau awal September tahun ini dengan proyeksi konsolidasi di area 5.175-5.220.

Heldy mematok level resistance baru IHSG pada 5.350 lantaran perdagangan hari ini sempat menyentuh 5.302. Sehingga, IHSG akhir tahun tidak menutup kemungkinan berhasil menembus level psikologis 6.000.

Sentimen positif Indeks didorong realisasi Tax Amnesty, deklarasi, dan repatriasi dana, kinerja emiten, hingga kepercayaan konsumen. Pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga dan keempat, juga diperkirakan bakal membaik meskipun lantai bursa akan terkena dampak negatif penaikkan suku bunga Fed Fund Rate dari Federal Reserve.

Hingga hari ini, investor asing kembali membukukan aksi beli bersih Rp 617,5 miliar dan mempertebal net buy sejak awal tahun menjadi Rp 22,74 triliun. IHSG tercatat menguat 14,83 persen sepanjang tahun berjalan dengan lompatan tertinggi di sektor pertambangan hingga 45,1 persen year-to-date.

Comment