Teamwork

Foto: rte.ie

Teamwork
Oleh Rudy Mandagi

MEDIAWARTA.COM – Pagi kemarin, saya bangun kesiangan gara-gara nonton final Euro 2016. Masih terngiang, pada menit ke-25 pertandingan final antara Perancis versus Portugal, Chrstiano Ronaldo meninggalkan lapangan (karena cedera), dan akhirnya Portugal juara setelah perpanjangan waktu.

Ketika Ronaldo keluar lapangan, pertandingan seakan sudah akan selesai dalam 90 menit dan pemenangnya sudah ketahuan. Tetapi main bola, tetap saja 11 lawan 11. Permainan team. Boleh-boleh saja setiap team punya pemain kunci dan akan selalu begitu. Dalam pekerjaan juga begitu, namun yang dijunjung haruslah selalu team, haruslah selalu perusahaan. Di mana kamu berdiri, di situ langit dijunjung.

Akhirnya Euro 2016 sudah berakhir, keamanan selama pesta sepak bola benua biru Eropa juga relatif baik. Perancis yang sangat multietnik dan menjunjung demokrasi, memang berada pada posisi yang serba salah. Beberapa tahun sebelum teror, memang Paris sudah kurang aman. Bagaimana bus yang ditumpangi isteri saya hilang di parkiran hotel dan selang beberapa lama, terjadi juga perampokan pada saat saya dan rombongan menginap di Hotel Mercure La Defense, Paris.

Itulah mungkin masalah paling krusial, pemerataan tetapi bukan bagi-bagi. Aksesnya dibuka dan semua orang bisa menjadi “sesuatu”, dengan usaha mereka, bukan dari belas kasihan.

Di sini, “Kerja Team” akan menghasilkan sesuatu. Tetapi tetap saja banyak yang memikirkan jalan pintas. Segala cara dilakukan, etika dan norma dilanggar. Living cost menjadi alasan, negara dipermasalahkan. Negara seolah menjadi dewa, negara harus bisa begini dan begitu. Seolah-olah negara mempunyai kantong ajaib Doraemon.

Padahal, kuncinya hanya bekerja keras dan bekerja sama. Berdikari dan gotong royong, jauh hari Jokowi sudah mengingatkan hal itu.

Comment