Waspadai Akibat Kurang Refreshing bagi Pelajar

MEDIAWARTA.COM – Setiap aktivitas yang dilakukan, baik bekerja, belajar, ataupun terkait pelesir (holiday) sekalipun, pasti membutuhkan momen istirahat. Sejenak melepas lelah atau mencari suasana baru adalah bagian dari refreshing.

Bayangkan, kalau seseorang tidak memiliki waktu untuk jalan-jalan seru (JJS) atau liburan, hal tersebut pasti akan memberikan efek negatif terhadap diri orang tersebut.  Lalu, apa saja efek negatifnya bagi seorang pelajar atau mahasiswa yang kurang refreshing?

Banyak pakar kesehatan dalam literatur kesehatan mengungkapkan sudah pasti stres. “Tingkat stres pastinya akan lebih tinggi. Akibatnya, seseorang mudah menjadi emosi. Makanya, khususnya untuk pelajar maupun mahasiswa, sekolah maupun kampus menyediakan waktu liburan. Ini tentu punya maksud dan tujuan tersendiri,” terang salah seorang psikiater di Australia, dr Nancy.

Tujuan liburan salah satunya agar setiap siswa maupun mahasiswa memiliki waktu untuk mengistirahatkan badan dan pikiran agar tidak gampang stres. Refreshing juga tidak selalu harus pergi ke tempat wisata yang jauh, hangout bersama teman-teman atau keluarga ketika weekend juga termasuk kegiatan refreshing.

Menurut Nancy, hal kedua yang perlu diwaspadai jika kurang refreshing adalah kurang pergaulan (kuper). Pasalnya, jika seseorang meluangkan waktu untuk jalan-jalan atau liburan, bukan hanya bisa jadi momen untuk bersenang-senang akan tetapi juga mengetahui hal-hal baru.

“Misalnya, ketika nongkrong ke kafe baru, pergi ke tempat wisata yang belum pernah dikunjungi, bahkan menambah teman-teman agar pergaulan semakin luas dan tidak kuper,” paparnya.

Adapun hal ketiga yang perlu diwaspadai jika kurang refreshing, secara tidak langsung seseorang tidak menghargai dirinya sendiri. Bagi Nancy, seorang pelajar misalnya yang belajar tanpa henti, bisa membuat ia malah tidak menikmati proses pembelajaran itu.

“Refreshing bisa dijadikan sebagai penghargaan untuk diri sendiri. Di sini, mereka bisa melakukan hobi atau kegiatan yang bikin ‘happy’. Dengan begitu, energi dan mood akan terisi dengan baik untuk kembali mengerjakan berbagai kegiatan, termasuk belajar,” imbuhnya.

Novianti/Foto: Istimewa

Comment