MEDIAWARTA, MAKASSAR – Guru TK Islam Athirah 1 rutin mengikuti program pengembangan setiap bulannya. Kegiatan tersebut berlangsung di ruang guru TK, Selasa (31/1/23).
Forum Pengembangan guru merupakan hal yang menjadi keharusan bagi semua guru dimanapun terkhusus di Sekolah Islam Athirah. Sebagai bentuk realisasi dari IDP untuk meningkatkan kapasitas guru dan kepala sekolah, maka guru TK Islam Athirah 1 perlu belajar dari berbagai sumber salah satunya adalah belajar melalui PMM (Platform Merdeka Mengajar). Forum pengembangan tersebut diikuti oleh seluruh guru di TK Islam Athirah 1 Makassar.
Melalui PMM tersebut, guru dapat memperoleh informasi apapun tentang implementasi kurikulum Merdeka. Terkait dengan pengembangan guru.
Kepala Sekolah TK Islam Athirah 1 Makassar Siti Khotijah, S.Pd memberikan testimoni perihal perbedaan forum pengembangan sebelumnya dan forum pengembangan sekarang.
“Forum pengembangan sebelumnya biasa dilakukan dengan mendatangkan narasumber yang hadir dihadapan peserta atau guru. Tapi untuk saat ini, kurikulum merdeka kita bisa merdeka belajar, merdeka menentukan apa yang kita ajarkan ke anak-anak,” ucapnya.
Ummi Ijah (sapaan akrabnya) melanjutkan tentang pemahaman merdeka mengajar bahwa belajar itu tidak harus mendatangkan narasumber akan tetapi belajar itu bisa melalui Platform.
“Konsep merdeka ini harus dipahami dengan benar untuk itu semua ilmu tentang kurikulum merdeka dan lain sebagainya ada di platform merdeka mengajar sehingga untuk program pengembangan guru kita tidak harus selalu mendatangkan narasumber karena melalui platform merdeka mengajar itu kita bisa banyak belajar dari situ ada tersedia narasumbernya termasuk Latihan-latihan dan karya nyata yang bisa kita buat sebagai bukti sampai dimana pemahaman kita lalu kita juga bisa berbagi praktek baik dengan teman-teman guru se Indonesia,” lanjutnya.
Pemateri dalam video platform merdeka mengajar Itje Chodidjah menjelaskan tentang apa itu kurikulum, 4 komponen dalam kurikulum dan klasifikasi komponen kurikulum.
“Kurikulum itu kompleks dan multidimensi kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid jantungnya pendidikan jika jantungnya lemah maka proses penyaluran darah tidak lancar dan bisa berakibat fatal,” ucapnya.
Citizen Reporter: Nur Jannah Rasyidin, S.Pd
Comment