Pasca 2 Tahun Merger, Pelindo Regional 4 Turunkan Cargo Stay dan Port Stay di Pelabuhan Pengelolaan

Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta

MEDIAWARTA, MAKASSAR – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 kini sudah dua tahun merger sejak 1 Oktober 2021 lalu. Pasca merger, Pelindo terus melakukan berbagai peningkatan kinerja khususnya di Regional 4.

Peningkatan kinerja tersebut juga termasuk dalam upaya menurunkan cargo stay dan port stay di semua pelabuhan kelolaan.
Pelindo melalui Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) baru saja melakukan Go-Live sebuah aplikasi, Pelindo Terminal Operation System – Multipurpose (PTOS-M). Aplikasi besutan Pelindo melalui anak usahanya ini untuk mempersingkat waktu port stay, cargo stay, hingga meminimalisir terjadinya pungutan liar (pungli) di lingkungan pelabuhan.

“Semangat hadirnya aplikasi ini, guna penyatuan standardisasi pelayanan di seluruh wilayah kerja paska-merger Pelindo. Termasuk di Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar, wilayah kerja Pelindo Regional 4,” terang Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis, dalam “Coffee Morning” bersama media di Makassar, Jumat (1/9/2023).

Enriany menuturkan, konsep digital Pelindo Terminal Operation System – Multipurpose (PTOS-M) maupun beberapa aplikasi lainnya yang sudah diterapkan di pelabuhan kelolaan Pelindo di Regional 4 tak hanya untuk menguntungkan Pelindo semata. Namun juga tentu saja pengguna jasa sebagai customer.

“Karena dengan konsep digital seperti ini, pengguna jasa tidak perlu lagi menggunakan uang tunai sebagai pembayaran. Karena transaksi sudah bisa dilakukan di mana saja tanpa harus bertatap muka langsung,” tuturnya.

Implementasi sistem digital ini merupakan semangat dan upaya Pelindo Group dalam mencegah ruang terjadinya korupsi. “Pembenahan di seluruh aspek tak terhindarkan. Proses-proses yang sebelumnya manual dan transaksional di pelabuhan, perlahan berganti menjadi sistem digital,” ucapnya.

Pengaplikasian sistem digitalisasi juga merupakan upaya standardisasi operasional Pelindo Group khususnya di Regional 4, guna memacu kinerja dan menyajikan layanan terbaik kepada seluruh pengguna jasa.

Enriany juga menyebutkan, Pelindo Regional 4 kini telah mencapai standardisasi pola operasi dan digitalisasi pelayanan. Standardisasi pola operasi yaitu dengan peningkatan pola kerja optimalisasi peti kemas menjadi 24/7.

“Dampaknya adalah peningkatan produktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas (TPK) Makassar dan TPK Ambon, dari 35 boks perjam perkapal menjadi 50 boks perjam perkapal sehingga port stay menjadi 1 hari, dari sebelumnya 2 hari.”Jelasnya

Sementara digitalisasi pelayanan dilakukan dengan implementasi beberapa aplikasi, yaitu di antaranya Phinisi, PTOS-M, dan Tonus. “Salah satu tujuan penting digitalisasi ini adalah untuk meminimalisir pungutan liar karena tidak ada lagi pembayaran secara tunai,” tukasnya.
[19.45, 2/9/2023] Kak Komang Mediawarta: Pembangunan Makassar New Port Segera Rampung

Enriany mengatakan, salah satu pelabuhan di wilayah kerja Pelindo Regional 4 yang paling merasakan sistem digitalisasi adalah Makassar New Port (MNP) atau yang kini berganti nama menjadi Terminal Petikemas New Makassar T2.

Sejak Tahap 1 A beroperasi pada 2 November 2018 lalu, terminal peti kemas yang dibangun untuk mengurangi penumpukan peti kemas di Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang kini disebut Terminal Petikemas New Makassar T1 ini, hampir seluruh pelayanannya dioperasikan melalui sistem digital.

Kini, tepat 2 tahun Pelindo merger, pengembangan Terminal Petikemas New Makassar T2 atau MNP telah hampir rampung. “Saat ini progress pembangunannya telah mencapai 99,4 persen dan diharapkan bisa selesai akhir September 2023 ini,” kata Regional Head 4 Pelindo.

Pengelolaan Terminal Petikemas New Makassar T2 (MNP) Tahap 1B dan 1C kini sudah diserahkan pada Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), yakni anak usaha Pelindo yang memiliki fokus bisnis pada arus barang yang menggunakan kontainer.

Comment