MEDIAWARTA, MAKASSAR – Drama Taiwan Port of Lies, setelah rilis di Netflix pada 25 Juli, dalam lima hari pertama langsung melesat menjadi urutan pertama, di jajaran Top 10 TV Shows Netflix Taiwan.
Paling membanggakan, di antara pemain-pemain Taiwan, ada aktor muda Indonesia asal Kota Makassar, Trevyn Zhang, ikut memperkuat Port of Lies, hingga bertengger di posisi nomor satu. Ia berperan sebagai pekerja migran Indonesia, di Taiwan.
Bukan hal mudah bagi Trevyn Zhang yang berasal dari Sulawesi Selatan, untuk dapat merebut hati para pelaku industri film di Taiwan. Lahir di Makassar pada 9 Juni 2001, usianya saat ini baru 22 tahun, dan sementara menyelesaikan pendidikan di NTUST Taiwan.
Sebelum berangkat kuliah di Taiwan, Trevyn sudah sering menerima pekerjaan foto model, mc, dan product endorsement, sambil sekolah di SMA Dian Harapan Makssar.
Saat melakukan interview dengan Mediawarta, diakui Trevyn, di Taiwan ia memulai dari peran peran kecil, hanya menjadi background para aktor. Itu pun belum tentu dimasukkan ke dalam film-nya.
Kemudian dipercaya sebagai tokoh figuran di drama What The Hell Is Love, sebuah drama romantis komedi thriller, yang mulai syuting tahun 2020, tayang 2023.
“Saya terus pantang menyerah, sampai akhirnya bisa dapat peran yang besar di Port of Lies,” ujarnya.
Menurut Trevyn, sangat berat untuk memulai karir sebagai aktor di Taiwan, apalagi diketahui ia merupakan orang asing. Ada banyak tolakan untuk bermain film, tapi dirinya tidak putus asa, terus mencoba untuk mencari peluang
“Ada beberapa series lain pernah saya bintangi, seperti What The Hell is Love, Outlaw Doctor. Namun series Port of Lies merupakan debut saya, untuk peran yang cukup besar,” sebut Trevyn.
Di Taiwan, Trevyn tidak muluk-muluk. Rencananya ingin menyelesaikan studinya terlebih dahulu, menjadi sarjana teknik sipil. Setelah itu, baru lah menentukan apakah melanjutkan karir sebagai aktor di Taiwan/Indonesia, atau meneruskan karir sesuai disiplin ilmunya di bidang teknik sipil di Taiwan.
“Jangan pernah menganggap remeh hal kecil, mulai dari paling bawah dan jangan pernah sombong. Terima masukan dan kritik, selalu belajar. Cita cita boleh besar, tapi tidak ada gunanya kalau cuman berdiam diri, harus pantang menyerah,” tegas Trevyn, sebagai pesannya untuk anak-anak muda di Indonesia, khususnya di Makassar.
Comment