Produktif dalam Menciptakan Konten Positif

MEDIAWARTA.COM, JENEPONTO – Sebanyak 1034 peserta di Jeneponto, Sulawesi Selatan mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo (3/12). Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Tema yang diusung pada hari ini yaitu “Membangun Citra Tanpa Pencitraan di Media Sosial”.

Webinar kali ini dipandu Agung Cahyono selaku moderator serta menghadirkan empat narasumber, di antaranya Direktur Eksekutif Sinergi Publik Institut dan Digital Entrepreneur Laode Khairul Anfal Rafsanjani, Travel Influencer Sitti Rahmi, Founder Kopi Milenial Zainuddin Umar, serta Founder Muara Literasi Makassar Fatmawati.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, sesi pemaparan materi dimulai dengan narasumber pertama yaitu Laode Khairul Anfal yang membawakan tema “Penyambutan Gen A: Kesempatan dan Tantangan di Keterampilan Digital”. Laode menuturkan bahwa pekerjaan di dunia digital hadir dengan kemudahan dan lingkungan kerja yang lebih fleksibel. “Terkait personal branding di dunia digital, pengguna media sosial sebaiknya lebih bijak dalam membagikan konten pribadi maupun konten yang informatif,” kata dia.  

Selanjutnya, Sitti Rahmi selaku pemateri kedua membawakan tema “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial”. Rahmi menggarisbawahi bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat konten yang baik di internet, antara lain tidak mencemarkan nama baik orang lain dan tidak menjelekkan merek tertentu. “Jangan melanggar aturan hanya demi adsense,” pesannya. 

Pemateri ketiga yaitu Zainuddin Umar mengusung tema “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Zainuddin membuka sesi ketiga dengan menjelaskan prinsip komunikasi di media sosial yang terdiri atas partisipan, kolektif, transparensi, independen, persistensi, dan emergensi. Selanjutnya, ia menuturkan hal-hal apa saja yang harus dihindari saat bermedia sosial lalu diikuti dengan tips dalam menanggapi komentar negatif di media sosial. 

Fatmawati menutup sesi pemaparan materi dengan presentasi bertema “Pentingnya Perlindungan Hak Paten di Ranah Digital”. Dalam sesinya, ia menjelaskan tentang hak paten berikut prosedur untuk mendapatkan dan melindungi hak paten. “Salah satu konsekuensi terhadap produk yang tidak dilindungi hak paten adalah tidak akan mendapatkan perlindungan dan pengakuan dari pemerintah,” ujarnya.

Setelah sesi pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Dalam kesempatan tersebut, para peserta dipersilahkan mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Sebagai apresiasi, panitia menyediakan hadiah berupa uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya beruntung.

Salah seorang peserta bertanya mengenai bagaimana cara agar tidak mudah membagikan konten yang tidak baik di media sosial. Menurut Rahmi, kita dapat menambah edukasi dengan mengikuti webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kemenkominfo ini sekaligus menanamkan ke dalam diri untuk hanya menciptakan konten yang positif saja.

Comment