MEDIAWARTA.COM – Era 90an adalah era keemasan bagi kalangan yang hidup pada masa itu. Era 90an juga merupakan era dimana semua hal dilakukan terasa menyenangkan. Karena di era tersebut, masih bisa dirasakan yang namanya berbagai macam permainan tradisional.
Namun permainan tradisional mulai terkikis dengan munculnya permainan modern seperti game online, play station, dan game di smartphone. Padahal, permainan game online sebenanrya menjenuhkan, bahkan membuat organ tubuh terganggu. Berbagai macam permainan modern itu hanya menggerakkan mata dan tangan, sehingga membuat anak era millennium malas untuk bergerak. Akhirnya anak tersebut menjadi anak yang pemalas untuk mengerjakan sesuatu.
Berbeda dengan permainan tradisional, bukan hanya mata dan tangan yang bergerak, tetapi seluruh anggota badan ikut bergerak. Sehingga juga dapat menguatkan jasmani serta menyehatkan tubuh. Itulah mengapa permainan zaman dulu sangat dirindukan. Berikut ulasan beberapa permainan yang popular era 90an.
Kelereng
Permainan ini menggunakan semacam bola – bola kecil seperti kaca, yang dinamakan kelereng. Di Jawa dikenal dengan nama gundu’. Untuk memainkannya diperlukan beberapa orang. Dengan memainkan ini tanpa sadar anak-anak di era 90an telah dilatih ketepatan dalam menembak, dan pengendalian diri agar tembakannya bisa tepat sasaran.
Dende
Jenis permainan ini menggunakan pola saat memainkan, yang digambar tepat di atas area permainan. Dende dimainkan dengan cara melangkah dengan satu kaki, di atas pola yang sudah di gambar sebelumnya. Apabila berhasil, di tandai dengan menaruh batu di atas pola. Itu sebagai tanda bahwa kita telah selesai melewati satu level. Permainan ini melatih anak dalam ketepatan dalam melempar dan ketangkasan, serta keseimbangan saat melompat menggunakan satu kaki.
Lojo – lojo
Jenis permainan dimainkan beramai-ramai. Peserta diharuskan lari dari yang mengejar, atau orang Makassar biasa sebut “Jadinya” agar tidak disentuh. Jika tersentuh, maka yang jadinya akan berteriak Te’, yang berarti sang jadinya telah berhasil menyentuh peserta lain, sehingga menuntut peserta yang disentuh tersebut harus bergati posisi menjadi yang jadinya. Memainkan ini anak – anak tanpa sadar telah dilatih untuk menjadi gesit dan focus dalam segala hal.
Enggo’ – enggo’
Permainan ini biasanya dimainkan oleh 5 orang atau lebih. Dalam memainkan, ditunjuk 1 orang yang sebagai “Jadinya”. Orang tesebut bertugas menghitung dengan mata tertutup, selama waktu yang telah ditentukan, pada sebuah tempat yang di jadikan sebagai markas atau enggo’ nya. Setelah matanya dibuka, ia bertugas mencari peserta lain yang sedang bersembunyi.
Apabila peserta yang bersembunyi berhasil menyentuh enggo’ maka otomatis permainan telah dimenangkan oleh peserta bersembunyi, sekaligus memaksa pemain yang menjadi “Jadinya”, harus menjadi “jadinya” kembali. Dengan memainkan ini, tanpa sadar telah dilatih untuk berkamuflase, sehingga tidak terlihat oleh musuh. Juga dilatih dilatih untuk bisa lebih siaga dalam segala hal, agar markas tidak disentuh musuh.
Main Bomb
Ini jenis permainan beregu. Peraturan permainan ini sederhana, setiap regu harus menjaga daerahnya masing-masing, agar tidak disentuh lawan. Jika ada anggota lawan yang tersentuh oleh lawan lain, maka anggota tersebut harus ditahan dan kemudian menunggu teman-teman beregu membebaskannya. Jika salah satu pemain berhasil menginjak markas lawan, maka mereka akan berteriak bomb, dan permainan pun selesai.
Permainan ini telah melatih untuk berorganisasi dan bekerja sama satu sama lain. Juga dtuntut untuk jeli mencari kesempatan, dan menjunjung tinggi rasa solidaritas, karena harus membebaskan teman yang tertangkap.
Comment