MEDIAWARTA, MAKASSAR – Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud nyata dari penerapan Tridarma Perguruan Tinggi terus dilakukan oleh para dosen Universitas Bosowa.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah peningkatan produktivitas ibu-ibu majelis taklim dalam mengolah limbah kulit buah dan sayur menjadi eco enzyme, yang kemudian dijadikan bahan aktif untuk membuat sabun mandi dan sabun multiguna.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dr. Andi Zulfikar Syaiful, S.T., M.T. (Ketua Pelaksana, Prodi Teknik Kimia), Muhammad Tang, S.Si., M.PKim. (Teknik Kimia), dan Prof. Dr. Firman Menne, S.E., M.Si., Ak, CA (Ekonomi Syariah).
Sasaran kegiatan ini adalah Majelis Taklim Rahmatul Ummah, yang beranggotakan 35 orang ibu-ibu di Kelurahan Pattingalloang Baru, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar.
Lokasi ini berada dekat dengan Pasar Pannampu yang setiap hari menghasilkan banyak limbah kulit buah dan sayur.
Oleh karena itu, diperlukan introduksi teknologi tepat guna yang mudah dan murah untuk mengolah limbah organik tersebut.
Ketua tim, Andi Zulfikar Syaiful, menjelaskan bahwa inovasi ini menggunakan pendekatan green economy, yaitu mengubah limbah kulit buah dan sayur yang semula tidak bernilai menjadi produk yang bermanfaat dan bahkan dapat dikomersialkan.
Kegiatan ini memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk melakukan difusi Iptek secara langsung di masyarakat, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat melalui peran serta anggota majelis taklim dalam membangun ketahanan ekonomi keluarga.
Kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah pembuatan eco enzyme yang dilakukan pada 6 Agustus 2024.
Tahap selanjutnya, yang berlangsung pada 31 Agustus, adalah pelatihan untuk membuat produk turunan eco enzyme, yaitu sabun mandi yang terbuat dari minyak nabati, larutan alkali, dan eco enzyme, serta sabun cuci serbaguna yang terbuat dari Metil Etil Sulfonate (MES) dan eco enzyme.
Zulfikar Syaiful menambahkan bahwa eco enzyme mengandung berbagai asam organik dan alkohol yang memiliki aktivitas antimikroba tertentu serta daya bersih yang tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan aktif dalam pembuatan sabun.
Tahap akhir dari kegiatan ini adalah pelatihan kewirausahaan yang difokuskan pada pengembangan produk sabun bernilai jual.
Dengan pelatihan ini, para peserta tidak hanya diharapkan dapat menghemat pengeluaran rumah tangga, tetapi juga memiliki peluang untuk menciptakan sumber penghasilan baru bagi keluarga.
Dengan keterampilan dalam pembuatan sabun dan kewirausahaan, para ibu diharapkan dapat mandiri secara finansial.
Selain itu, peningkatan ketersediaan sabun akan membantu masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit dan penyebaran virus melalui peningkatan sikap hidup bersih, seperti lebih sering mencuci tangan, mandi, dan membersihkan lingkungan rumah dengan sabun.
Comment