PT Vale Dorong UMKM Luwu Timur Naik Kelas Lewat Galeri Kareso Anatowa

Para ibu di Bumdesma Anatowa, Sorowako, Kecamatan Nuha, Luwu Timur, tekun membuat anyaman tangan khas lokal. Kegiatan ini menjadi bagian dari pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal. Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta.

MEDIAWARTA, LUWU TIMUR PT Vale Indonesia Tbk terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Melalui pendampingan terhadap Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Anatowa sejak 2021, perusahaan tambang nikel ini menghadirkan ekosistem yang mampu membawa UMKM Luwu Timur naik kelas.

Bumdesma Anatowa, yang berlokasi di Sorowako, Kecamatan Nuha, kini menjadi wadah strategis bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas dan akses pasar.

Salah satu wujud nyata pembinaan ini adalah lahirnya Galeri Kareso Anatowa, pusat pengembangan dan pemasaran produk UMKM yang semakin dikenal masyarakat.

Seorang pengunjung tengah memilih produk olahan UMKM di galeri pemasaran Bumdesma Wasuponda, Luwu Timur. Galeri ini menjadi wadah promosi sekaligus penggerak ekonomi lokal berbasis potensi desa. Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta.

 

Direktur Utama Bumdesma Anatowa, Zulfikar Arna, menjelaskan bahwa wadah ini terbentuk melalui kolaborasi antar-desa, yakni Desa Nikkel, Nuha, Matano, Sorowako, dan Kelurahan Magani. PT Vale bersama Pemerintah Kabupaten Luwu Timur berperan sebagai mitra utama dalam memastikan UMKM memiliki daya saing yang kuat.

“Alhamdulillah, berkat dukungan PT Vale dan Pemkab Luwu Timur, Galeri Kareso kini menjadi unit usaha paling sehat dan aktif. UMKM tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang,” ujar Zulfikar, Minggu (27/7/2025).

Hingga kini, sebanyak 154 produk UMKM dari empat kecamatan yakni Nuha, Towuti, Malili, dan Wasuponda telah mengisi Galeri Kareso. Produk-produk yang ditampilkan beragam, mulai dari olahan pangan, herbal, hingga kerajinan tangan khas Luwu Timur.

Dari jumlah tersebut, tercatat ada 60 UMKM aktif yang tergabung dalam Bumdesma Anatowa. Sekitar 40 di antaranya bergerak di sektor kuliner, dengan rata-rata satu usaha mampu menghasilkan 2–3 produk.

Keberhasilan Bumdesma Anatowa terlihat dari semakin banyaknya produk lokal yang menembus pasar nasional. Produk-produk ini sudah hadir di bandara, swalayan, hingga toko oleh-oleh di sejumlah kota besar.

Salah satu yang menonjol adalah keripik pisang brand Lahadeng, yang kini memiliki outlet di Makassar dan Malili. Produk ini menawarkan berbagai varian rasa dan menjadi favorit sebagai oleh-oleh khas Luwu Timur.

Selain itu, terdapat juga Keripik Pangkilang khas Danau Towuti yang dikenal memiliki kandungan gizi tinggi seperti magnesium dan omega. Sementara di sektor kriya, anyaman Teduhu asal Desa Nuha menjadi produk unggulan yang banyak diminati.

Ada pula kerajinan tangan yang dihasilkan oleh para perempuan-perempuan, berupa anyaman bambu yang dikreasikan menjadi lampu, cermin, keranjang, hingga berbagai perabot rumah tangga lainnya.

Para ibu di Bumdesma Anatowa, Sorowako, Kecamatan Nuha, Luwu Timur, tekun membuat anyaman tangan khas lokal. Kegiatan ini menjadi bagian dari pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis kearifan lokal. Foto: Masyudi Firmansyah/Mediawarta.

“Produk herbal juga banyak. Kerajinan tangan berbahan bahan. Ada yang diolah menjadi kue, ada juga minuman dalam bentuk sachet. Semuanya lahir dari kreativitas warga lokal,” tambah Zulfikar.

Produk-produk tersebut laris manis di Sorowako. Bahkan, PT Vale dan mitranya kerap menjadikan produk UMKM ini sebagai souvenir resmi bagi tamu perusahaan.

“Omzet penjualan bisa tembus Rp80 hingga Rp100 juta per bulan. Sekitar 80 persen pelanggan berasal dari PT Vale, selebihnya dari penjualan offline langsung,” ungkap Zulfikar.

Tak hanya memberi pasar, PT Vale juga aktif membina UMKM melalui pelatihan bisnis, pendampingan, hingga akses pendanaan. Program ini dijalankan rutin setiap triwulan untuk memastikan UMKM mampu berinovasi dan bertahan menghadapi tantangan pasar.

“Vale mengelola aset galeri ini sejak awal. Konsultan bisnis kami rutin memberi pendampingan, termasuk business development. Bahkan, ada UMKM yang pernah mendapat pendanaan khusus dari program pembinaan,” jelasnya.

Ke depan, Zulfikar berharap ada dukungan lebih luas, khususnya dari jaringan ritel modern. Ia menilai kehadiran rak khusus produk UMKM Luwu Timur di minimarket besar akan menjadi langkah strategis dalam memperluas pemasaran.

“Kalau bisa masuk ke display ritel besar, insya Allah produk UMKM tidak hanya berkembang di pasar offline, tetapi juga mampu tumbuh pesat secara online,” tutupnya.

Comment