MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Wakil Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan, Abri menyatakan, program Makassar Tidak Rantasa, Sombere, dan Smart City sejalan dengan prinsip dakwah, visi, dan misi LDII.
“Prinsip dakwah LDII, pertama berpedoman pada Alquran dan Sunah. Kedua, mendorong kesalehan individu dan kesalehan sosial,” kata Abri dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII Makassar di kediaman pribadi Walikota Makassar, Jalan Amirullah, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/4/2017).
Selanjutnya, prinsip dakwah LDII disampaikan secara santun, kondusif, dan tasamuh yaitu selalu menghargai perbedaan paham. “Keempat, mengedepankan kesejahteraan umat. Kelima, disampaikan dengan kasih sayang dan berwawasan lingkungan,” kata doktor lulusan Universitas Hasanuddin ini.
Adapun visi LDII, ujar Abri, menjadi organisasi dakwah yang profesional yang mampu mewujudkan masyarakat yang tekun ibadah kepada Allah, berakhlakul karimah, memakmurkan bumi, membangun masyarakat madani yang kompetitif, jujur, amanah, kerja keras, rukun, kompak, dan bekerjasama yang baik.
Sedangkan misi LDII, lanjut Abri, adalah berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional dalam bidang dakwah, pengkajian, dan pendalaman ajaran islam secara konsisten, berkesinambungan, dan terintegrasi, sesuai dengan tanggungjawab dan profesi masing-masing dalam bingkai NKRI.
Sementara itu, di tempat yang sama, Walikota Makassar Danny Pomanto menyampaikan, tingginya perilaku kejahatan yang melibatkan anak dan remaja sepatutnya disikapi serius oleh berbagai pihak. Sinergi keluarga, lingkungan pendidikan, dan ruang sosial dalam melindungi anak dari kejahatan narkoba laiknya terus ditingkatkan.
Danny, sapaan akrab Walikota Makassar mengemukakan, saat ini remaja usia 10 hingga 14 tahun bukan hanya bertindak sebagai pemakai. “Bahkan, mereka telah menjadi pengedar narkoba,” tutur Danny.
Pihaknya menyampaikan, misi Islam sebagai rahmatan lil alamin harus betul-betul diimplementasikan. Sebab, tantangan generasi muda semakin berat. Iindustri pornografi, kata Danny, telah menyasar kalangan usia muda. “Mereka, menanam pustaka seks semenjak kelas 3 sekolah dasar. Yang diisi bukanlah akhlak, tetapi pustaka seks. Inilah bahaya yang kita hadapi saat ini,” ujarnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, pihaknya mengajak peserta rakerda memberikan porsi perhatian yang lebih dalam urusan pendidikan anak. Ihwal pendidikan anak, Walikota Danny menyampaikan agar para pihak berkonsentrasi di tiga ruang. “Pertama, di ruang keluarga, mari urusi anak ta. Jaga mereka dengan Quran dan Hadis. Jaga mereka dengan cinta dan kasih sayang. Jaga mereka dengan keteladanan kita,” paparnya.
Remaja yang melakukan tindak kriminal seperti meminum minuman keras, bukan karena mereka tidak memiliki orang tua. Namun, perhatian orang tua masih minim. “Pelaku begal, punya orang tua. Orang yang mencopet, punya orang tua. Karena itu, jaga anak ta. Jangan sampai anak kita dipengaruhi akhlak buruk,” ajaknya.
Ruang kedua, menurut Danny, adalah ruang pendidikan. Pemkot Makassar akan mengambil tindakan pada siswa yang membolos saat proses belajar mengajar. “Saya perintahkan, setiap hari, seluruh guru berdiri menyambut siswa di depan sekolah. Ada guru yang memeriksa tas. Di waktu belajar, jika ada siswa yang berkeliaran, maka pemerintah anak mengambil tindakan,” papar Danny.
Ketiga, ruang sosial juga memiliki andil dalam pendidikan anak. “Sebab itu, ormas, orpol, maupun kerukunan masing-masing mempunyai satu tekad untuk menjaga generasi. Termasuk LDII, maka harus ada program pembinaan bagi anak-anak,” katanya. (*)
Comment