Fokus Transformasi Digital dan Inovasi, BSI Cetak Pertumbuhan Laba 22,83%

MEDIAWARTA, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan kinerja positif dan berkelanjutan hingga akhir tahun 2024. Perseroan mencatat laba bersih sebesar Rp7,01 triliun, tumbuh dua digit sebesar 22,83% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Tidak hanya laba bersih, BSI juga mencatat pertumbuhan dua digit pada semua indikator keuangan utama, termasuk Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, dan aset. Fokus pada pembiayaan berkualitas, transformasi digital, dan inovasi menjadi kunci keberhasilan BSI dalam menjaga kinerja impresif di tengah dinamika ekonomi yang penuh tantangan.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa tahun 2024 merupakan periode yang menantang, dengan ketidakpastian ekonomi global, likuiditas yang ketat, dan persaingan pasar yang tinggi. Namun, BSI tetap berkomitmen untuk menjadi agile dan inovatif melalui transformasi digital serta menjaga pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas.

“Alhamdulillah, kinerja yang dicapai sangat menggembirakan, bahkan melebihi ekspektasi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Sejak berdiri hingga saat ini, BSI selalu mencatat pertumbuhan di atas rata-rata industri,” ujar Hery, Kamis (6/2/2025).

Kinerja impresif ini merupakan hasil dari implementasi strategi 2024 yang terdiri dari dua fokus utama. Pertama, BSI memperkuat infrastruktur transaction banking dengan meluncurkan **BYOND by BSI** serta memperluas jaringan ATM/CRM, EDC, BSI Agent, dan merchant QRIS. Kedua, BSI menggali potensi bisnis model baru, seperti bisnis berbasis emas, tabungan haji, bancassurance, dan treasury.

**Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan**

Di tengah ketatnya persaingan likuiditas di sektor perbankan, BSI mencatat pertumbuhan DPK sebesar 11,46% menjadi Rp327,45 triliun. Pencapaian ini didukung oleh dana murah (CASA) yang mencapai rasio 60,12% dari total DPK. Sepanjang 2024, CASA BSI tumbuh 10,65% yoy menjadi Rp197 triliun. DPK BSI terdiri dari tabungan sebesar Rp140,53 triliun, deposito Rp130,58 triliun, dan giro Rp56,33 triliun.

“Kami memanfaatkan potensi Islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah, seperti bisnis emas dan haji. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga berkontribusi positif terhadap penghimpunan

Comment