MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – BNI wilayah Makassar terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung program Bank Indonesia (BI) menyukseskan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di kalangan masyarakat termasuk pelajar.
Hal itu diwujudkan dengan melaunching Makassar Student Smart Card (MSSC) atau kartu pintar siswa di Anjungan Pantai Losari, Minggu (7/5/2016).
Launching kartu pintar tersebut bertepatan perayaan dua tahun pasangan Wali Kota Makassar, Ramdhan Pomanto dan Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal (DIA).
Hadir pada launching, Pemimpin Wilayah BNI Makassar, Slamet Djumantoro, Head of Business Banking (HBB) BNI Wilayah Makassar, Faizal Arief Setiawan beserta jajaran. Secara simbolis, kartu pintar siswa diserahkan kepada Wali Kota Makassar dan perwakilan siswa.
Menurut Pemimpin Wilayah BNI Makassar, Slamet Djumantoro, kartu yang diterbitkan untuk mendorong peningkatan transaksi non tunai di masyarakat, khususnya pelajar.
“Makanya, kartu ini dihadirkan untuk memberikan kemudahan transaksi. Tak hanya itu, kartu ini multifungsi. Selain digunakan sebagai tabungan dan alat bayar di mesin Electronic Data Capture (EDC) BNI, kartu ini juga dapat digunakan sebagai alat akses di sekolah. Misalnya, absensi pelajar yang ternotifikasi ke handphone orang tua pelajar,” terangnya.
Kartu tersebut dihadirkan guna memberikan manfaat bagi penggunanya dan para orang tua, karena kartu dilengkapi chip berisikan data diri para siswa dan nama siswa pada kartu. Data diri di antaranya nama, golongan darah, dan lainnya.
“Kartu ini didesain khusus Wali Kota Makassar, manfaatnya membantu orang tua mengecek kehadiran anaknya di sekolah karena terkoneksi ke handphone orang tua. Selain itu, dapat dipakai berbelanja di kantin dan beberapa merchant kerja sama seperti Alfamart dan e-toll,” katanya.
Untuk mendukung transaksi, tahap awal dihadirkan empat card reader di dua sekolah percontohan, SMP 6 dan SMA 1 yang bisa dipakai transaksi di kantin dan perpustakaan.
Tahap awal kartu yang diterbitkan sebanyak 200 lembar dari target 312 ribu untuk beberapa sekolah, dan akan berlanjut ke seluruh sekolah sehingga para pelajar se-Kota Makassar akan terintegrasi dalam sistem ini.
Head of Business Banking (HBB) BNI Wilayah Makassar, Faizal Arief Setiawan, memaparkan, secara bisnis perbankan tidak menargetkan penerimaan fee base income (FBI) atau dana murah, meski diwajibkan tahap awal saldo isian kartu Rp 20 ribu dan bisa di top up melalui ATM orang tua hingga Rp 1 juta.
“Kami ingin meningkatkan transaksi non tunai di masyarakat, makanya kartu dihadirkan untuk memberikan kemudahan tersebut,” paparnya.
Meski bentuk kartunya hanya tap cash, Faizal meyakini dapat mendorong peningkatan transaksi non tunai lantaran didukung hadirnya beberapa merchant kerja sama.
Ditambahkan, saat ini sales volume untuk transaksi non tunai di BNI wilayah Makassar mencapai Rp 100 miliar lebih per bulan dengan target akhir tahun hingga Rp 1,4 triliun. Pada 2016, optimistis target bisa tercapai didukung kehadiran 3.700 merchant yang sudah eksis, dan akan menjadi 5.000 merchant tahun ini.
“Transaksi merchant masih didominasi perdagangan, seperti transaksi hotel, restoran, swalayan, dan kebutuhan lainnya. Makanya, terus dilakukan peningkatan demi memenuhi kebutuhan nasabah,” imbuhnya.
Alya Mukhbita/Foto: Effendy Wongso
Comment