MEDIAWARTA.COM, BANGGAI – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 8 November 2021 di Banggai, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Pada program ini juga bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Luwuk. Tema yang diusung pada hari ini yaitu “Membangun Demokrasi di Dunia Digital”.
Acara hari ini dipandu oleh Andi Angio selaku moderator serta menghadirkan empat narasumber, di antaranya Yonggi Mikama selaku pemusik dan spesialis sosial media, Kisman Kapinda selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Luwuk, Gunawan Primasatya selaku Founder Tana Poso Digital Media dan Edupreneur, dan Lady Diana Khartiono selaku dosen Unismuh Luwuk dan Entrepreneur. Pada webinar kali ini diikuti oleh 1.359 peserta dari berbagai kalangan umur dan profesi.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Beranjak ke sesi pemaparan, narasumber pertama yaitu Yonggi Mikama membawakan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Yonggi mengatakan bahwa sebagai mahasiswa, dituntut untuk dapat memperkenalkan bagaimana cara berinternet yang aman kepada masyarakat sebagai realisasi dari Tridharma Perguruan Tinggi. “Payung hukum di UU ITE sudah ada, tinggal bagaimana kita menindaklanjuti dengan menerapkan internet sehat,” lanjutnya.
Selanjutnya, Kisman Kapinda selaku pemateri kedua membawakan tema “Cakupan Etika Dunia Digital”. Kisman menjelaskan bahwa kita dapat membuat konten yang positif dengan berbagai cara, misalnya membuat tutorial bermain game, review produk, cover musik, atau bercerita mengenai hal mistis. “Ada hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan di internet. Salah satu yang diperkenankan adalah mengunggah materi konten yang informatif, edukatif, dan hiburan,” terang dia.
Tema yang dibawakan Gunawan Primasatya sebagai pemateri ketiga adalah “Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat di Dunia Digital”. Ia menegaskan, kebebasan harus berbanding lurus dengan tanggung jawab. Dalam dunia digital, kalimat tersebut berarti meskipun internet bebas digunakan, namun terdapat payung hukum yang melindunginya, sehingga perlu diimbangi dengan tanggung jawab. “Positive culture yang kita bangun di media sosial harus berangkat dari semangat bahwa kita hadir di sosial media itu karena ingin berkontribusi membagikan konten positif dan ini yang akan menjadi jejak digital kita di internet,“ tutur Gunawan.
Adapun, pemateri terakhir adalah Lady Diana Khartiono dengan tema “Kenali dan Pahami: Rekam Jejak di Era Digital”. Lady menjelaskan dua jenis jejak digital, yaitu aktif dan pasif. Jejak digital tersebut tidak dapat benar-benar terhapus dari internet. “Maka, penting disadari bahwa semua yang dilakukan secara daring akan terdeteksi dengan berbagai cara,” pungkasnya.
Setelah sesi pemaparan selesai, moderator membuka sesi tanya jawab yang disambut hangat oleh para peserta. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan kepada para narasumber. Sepuluh penanya beruntung akan mendapatkan uang elektronik masing-masing sebesar Rp100.000 dari panitia.
Salah satu peserta, Bryan, bertanya mengenai seberapa besar kita dapat menjaga privasi saat kita menyuarakan pendapat di internet. Menurut Yonggi, dalam berpendapat di internet, kita harus tetap menjaga sopan santun dan tidak menyinggung SARA. “Ttidak semua hal dapat kita suarakan di internet, sehingga tidak semua orang dapat mengakses privasi kita,” imbuhnya.
Comment