MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Calon Wali Kota Makassar dengan nomor urut 1, Munafri Arifuddin, menghadiri dialog publik yang diadakan Lembaga Dakwah dan Kebijakan Publik Pimpinan Muhammadiyah Kota Makassar.
Dialog ini diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Sabtu, (9/11/2024). Bertindak sebagai Panelis Dr. Ihyana Malik (Dekan Fisip Unismuh Makassar), Prof. La ode husen (Dosen UMI), Dr. Ridwan Fawallang ( Dosen Unismuh Makassar) dan Dr. Irfan (Dosen Unismuh Makassar).
Dalam kesempatan itu, Munafri menyampaikan pandangannya mengenai berbagai persoalan yang dihadapi Kota Makassar serta program-program diusung untuk mengatasinya.
Dalam analogi yang ia sampaikan, Makassar diibaratkan sebagai taman bunga, namun juga dipenuhi semak belukar yang menggambarkan berbagai masalah kota.
“Makassar ini harus dilihat sebagai taman bunga dengan berbagai bunga warna warni. Tapi ada juga semak belukar yang sangat banyak. Sehingga dibutuhkan tukang taman yang lihai untuk menghilangkan semak belukar ini tanpa memotong bunga-bunga berwarna di taman tersebut,” ujar Munafri.
Munafri menyebut, Makassar sebagai kota transit memiliki potensi besar dalam sektor jasa. Ia menambahkan potensi ini harus dikelola agar kota menjadi lebih menarik, tidak hanya bagi penduduk lokal tetapi juga bagi pendatang.
” Makassar ini sangat beragam, persoalan – persoalan yang ada inilah digambarkan dalam bentuk semak belukar,” katanya.
“Artinya. Kalau tukang taman ini lihai dan mampu mengelola taman ini, insya Allah indahnya bunga warna warni ini akan menjadi daya tarik bagi investor untuk datang ke kota Makassar yang kita cintai ini,” sambungnya.
Salah satu program unggulan Munafri Arifuddin bersama Aliyah Mustika Ilham adalah pengurangan beban biaya rumah tangga warga Makassar. Salah satunya iuran sampah gratis.
“Kami akan menjalankan program iuran sampah gratis. Biarlah pemerintah yang menanggung beban sampah ini. Masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang seharusnya bisa dioptimalkan oleh pemerintah,” jelas Munafri.
Upaya tersebut sebagai upaya meningkatkan daya beli di tengah ketidakstabilan ekonomi. Sehingga pihaknya akan memprioritaskan program-program yang mengurangi beban rumah tangga melalui seragam sekolah gratis.
“Kami ingin memastikan tidak ada lagi anak usia sekolah di Makassar yang tidak bisa sekolah. Ini menjadi komitmen kami bersama,” tambahnya.
Ini sekaligus menjawab pertanyaan panelis, Ihyana Malik selaku Dekan Fisip Unismuh Makassar, terkait pertimbangan Munafri Arifuddin – Aliyah Mustika Ilham berkomitmen terhadap iuran sampah gratis dan seragam sekolah gratis.
“Apa pertimbangannya dengan program ini? Program ini butuh dukungan kebijakan dan butuh dukungan uang. Sedangkan uangnya nanti dari mana, APBD (Kota Makassar) Rp5,7 triliun, PAD Rp1,5 triliun,” tanya Ihyana.
Menjawab itu, Munafri mengatakan, program tersebut lahir berdasarkan dinamika yang ada di tengah masyarakat. Sebab program – program Pemerintah kota Makassar yang ada saat ini tidak berdampak signifikan ke masyarakat, melainkan hanya branding.
“Program ini lahir dari apa yang kita tidak lihat. Menurut saya seperti seragam gratis tidak menganggun fiskal yang ada.
Kalau kita lihat di Makassar ini banyak sekali program yang tidak ditujukan berdampak langsung ke masyarakat tetapi bagaimana membuat branding,” tegasnya.
Comment