MEDIAWARTA, NUSAKAMBANGAN – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, kini menghadirkan wajah baru sebagai pusat pemberdayaan warga binaan.
Melalui pemanfaatan abu sisa pembakaran batu bara di PLTU Adipala, yakni Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), warga binaan mampu mengolah limbah menjadi produk konstruksi bernilai ekonomi tinggi.
Jika dulu FABA dipandang hanya sebagai limbah, kini bertransformasi menjadi sumber penghidupan baru.
Dalam workshop FABA yang memanfaatkan lahan tidur di Pulau Nusakambangan, warga binaan dilatih membuat batako, paving block, roaster, hingga buis beton.
Kolaborasi antara Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) dengan PT PLN (Persero) ini menjadi langkah nyata menjadikan lapas bukan lagi sekadar ruang tahanan, melainkan pusat pembinaan produktif.
Salah seorang warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, Kevin Ruben Rafael, mengungkapkan rasa syukur atas hadirnya program ini.
“Ini sangat membantu kami, karena menambah ilmu yang bisa kami bawa setelah bebas nanti. Ilmu ini bermanfaat untuk kehidupan kami di masyarakat,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Hal senada disampaikan Listianto, warga Lapas Nirbaya Nusakambangan, yang menyebut pelatihan ini sebagai bekal untuk kembali mandiri di tengah masyarakat.
Menteri Imipas, Agus Andrianto, memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi PLN.
“Program ini adalah model pelatihan kerja yang kami galakkan agar warga binaan siap kembali ke masyarakat dengan keterampilan baru,” tegasnya saat meninjau workshop FABA di Nusakambangan.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menambahkan bahwa pemanfaatan FABA tidak hanya menghadirkan solusi lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi sirkuler.
“Kami bangga melihat warga binaan mampu mengubah limbah menjadi komoditas produktif. Program ini menciptakan lapangan kerja, dampak sosial positif, serta produk berkualitas dengan harga kompetitif,” jelasnya.
Saat ini, workshop FABA di Nusakambangan telah dilengkapi dua unit mesin berkapasitas produksi hingga 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun. Jika dimanfaatkan optimal, potensi omzet yang dihasilkan bisa mencapai Rp5,4 miliar per tahun.
Sebanyak 30 warga binaan kini aktif memproduksi olahan FABA, dengan kualitas yang diakui premium dan berdaya saing di pasar industri.
“Ke depan, Nusakambangan kami harapkan menjadi percontohan nasional bagaimana lapas mampu tumbuh sebagai episentrum ekonomi sekaligus pusat pemberdayaan masyarakat,” pungkas Darmawan.
Comment