MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Departemen Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin mengadakan penyuluhan di Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Desa Puntondo, Kecamatan Laikang Kabupaten Takalar, Sabtu (9/11).
Kegiatan pengabdian ini merupakan kegiatan pengabdian rutin yang dilakukan setiap semester. Fokus kegiatan penyuluhan yang dilakukan terkait dengan pencemaran sampah plastik di laut dan pengembangan budidaya serta domestikasi rumput laut. “Dipilihnya lokasi Puntondo sebagai lokasi pengabdian saya kira tepat sekali terkait dengan tema yang diangkat dalam pengabdian ini karena Teluk Laikang ini merupakan lokasi budidaya rumput laut yang banyak menggunakan botol plastik sebagai pelampung di areal budidaya rumput laut,” kata Dr. Khairul Amri, ST., M.Sc., Ketua Departemen Ilmu Kelautan saat membuka acara.
Penyuluhan yang dilakukan di Puntondo ini, lanjut Khairul, juga untuk melakukan sharing dengan masyarakat terkait dengan permasalahan yang dihadapi dalam budidaya rumput laut dan pengelolaan sampah plastik. “Jadi bukan satu arah. Siapa tahu masyarakat juga memiliki permasalahan lain terkait dengan di wilayah pesisir bisa juga disampaikan. Nanti kita bersama-sama mencarikan jalan keluarnya,” ujar Kadep Ilmu Kelautan Ini.
Dr.Ir. Shinta Werorilangi, M.Sc yang tampil sebagai pemateri pertama tentang Penanggulangan Sampah Plastik di Pesisir, diawal materi banyak menggambarkan berbagai kasus sampah plastik yang mengancam kelestarian biota laut dan juga manusia. Kemudian juga dipaparkan berbagai dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran plastik, baik terhadap manusia maupun biota laut.
“Meski sudah dilakukan mitigasi terhadap sampah plastik di pesisir beberapa tahun belakangan ini, namun hasilnya belum signifikan. Target pengurangan sampah plastik 70 persen di wilayah pesisir tahun 2025 saya kira masih sulit dicapai,” ujar Dosen Ilmu Kelautan tersebut.
Penyuluh berikutnya adalah Dr.Ir. Syafiudin, M.Si yang memaparkan tentang berbagai jenis rumput laut yang dapat dibudidayakan selain yang sudah sering dibudidayakan nelayan rumput laut saat ini. “Ada beberapa jenis rumput laut lainnya yang telah diteliti juga memungkinkan untuk dibudidayakan nelayan sesuai dengan kondisi alam dan cuaca yang cocok karena E.cottoni, rumput laut yang sering ditanam nelayan tidak semua musim cocok dan saat ini rawan terkena penyakit,” ungkap Kepala Laboratorium Pembenihan Biota Laut tersebut.
Kegiatan penyuluhan ini dihadiri tidak kurang dari 50 orang warga yang berasal dari pembudidaya rumput laut di Desa Puntondo, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda. Kegiatan ini diikuti warga nelayan dengan penuh antusias. Berbagai pertanyaan yang dilayangkan kepada kedua pemateri saat sesi tanya-jawab. (*)
Comment