MEDIAWARTA, MAKASSAR – Gondongan, atau mumps, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus. Infeksi virus ini menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis (kelenjar ludah di dekat telinga), dan dalam beberapa kasus, dapat memicu komplikasi yang lebih serius. Risiko terkena gondongan semakin tinggi pada anak berusia 2-12 tahun. Mewaspadai peningkatan kasus gondongan baru-baru ini, penting bagi orang tua untuk memahami cara pencegahan gondongan pada anak, salah satunya melalui imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella).
Kasus infeksi gondongan mengalami peningkatan di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya di Jakarta. Menurut data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, terdapat setidaknya 1.234 kasus gondongan sejak periode Januari – Juni 2024, meningkat dari 876 kasus pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Selain di Jakarta, kasus gondongan juga terjadi di wilayah lain seperti Tangerang, Bandung, dan Surabaya. Kondisi ini semakin menekankan urgensi pemahaman dan kesadaran di kalangan orang tua akan pentingnya mencegah gondongan melalui imunisasi MMR bagi anak sekaligus menekan penularannya.
Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Infeksi dan Penyakit Tropis Anak mengungkapkan, “Virus penyebab gondongan mudah menyebar dengan cepat melalui liur dan berbagai barang terkontaminasi oleh liurnya. Penularan gondongan sering kali terjadi dengan cepat di tempat penitipan anak, sekolah, atau dimana banyak anak berkumpul dalam ruangan yang sama, berbagi peralatan, dan berinteraksi dekat satu sama lain. Untuk itu, orang tua harus waspada terhadap gejala gondongan dan segera membawa anak ke fasilitas kesehatan jika ada tanda-tanda infeksi.”
Gondongan ditandai dengan gejala berupa pembengkakan dan nyeri di area pipi-rahang hingga sulit membuka mulut, demam, lesu, kehilangan nafsu makan, nyeri otot, sakit kepala, dan gejala lain mirip flu. Gejala biasanya muncul 16-18 hari setelah infeksi, namun periode ini dapat berkisar antara 12-25 hari setelah infeksi. Gondongan dapat memicu berbagai komplikasi, antara lain radang testis/buah zakar (orchitis) yang terjadi pada sekitar 30% laki-laki pascapubertas yang tidak menerima vaksinasi, dan radang ovarium/indung telur (oophoritis) yang dapat terjadi pada perempuan. Pada beberapa kasus, komplikasi gondongan bahkan sampai mengenai susunan saraf pusat (ensefalitis), pankreas (pancreatitis), hingga kehilangan pendengaran.
“Pencegahan tentu lebih baik daripada pengobatan. Imunisasi MMR adalah kunci untuk mencegah infeksi virus penyebab gondongan pada anak. Pemberian imunisasi MMR sejak usia 1 tahun tidak hanya mampu melindungi anak sebagai seorang individu terhadap gondongan, tetapi juga membantu mencegah penyebaran gondongan di lingkungan sekitar individu yang mendapatkan imunisasi tersebut. Artinya kita akan mencegah individu dari sakit dan sekaligus melindungi komunitas sekitarnya dari penularan penyakit infeksi ini. Selain itu, kebiasaan atau pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti mencuci tangan dan menutup mulut saat batuk atau bersin, juga penting dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus gondongan.” tambah dr. Anggraini.
Pemberian imunisasi MMR menjadi langkah pencegahan utama terhadap penyakit gondongan pada anak. Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) tahun 2023, vaksin MMR perlu diberikan pada anak sebanyak dua kali. Dosis pertama MMR diberikan pada usia 12-18 bulan, dan dosis kedua MMR diberikan pada usia 5-7 tahun. Pemberian dua dosis vaksin MMR terbukti 88% efektif melawan gondongan.
Pemahaman mengenai manfaat vaksin MMR dalam melindungi diri dari risiko penyakit gondongan perlu terus ditingkatkan dan diperluas. Sejalan dengan semangat Pekan Imunisasi Dunia, MSD Indonesia – perusahaan biofarmasi yang mengembangkan berbagai solusi kesehatan inovatif, kembali mengajak masyarakat untuk membekali diri dengan informasi yang tepat, serta mengambil langkah pencegahan yang akurat terkait kesehatan, salah satunya melalui imunisasi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan imunisasi, diharapkan dapat membantu capaian imunisasi nasional, serta lebih lanjut membangun Indonesia yang lebih kuat.
“Bagi orang tua, jangan lupa untuk memastikan anak telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai jadwal yang direkomendasikan, agar-anak dapat terlindungi dari berbagai penyakit menular, salah satunya gondongan. Karena pemberian imunisasi merupakan bentuk upaya kita bersama, dalam membangun masyarakat yang lebih sehat,” tutup dr. Anggraini
Comment