Etis Berinternet Jaga Reputasi Diri

MEDIAWARTA.COM, KEP. SITARO – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual di Kep. Sitaro, Sulawesi Utara pada 12 November 2021. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Mari Berbahasa yang Benar dan Beretika di Ruang Digital”.

Program kali ini menghadirkan 729 peserta dan empat narasumber yang terdiri dari Dosen Universitas Negeri Manado, Mister Gidion Maru; Cameo Project, Steve Pattinama; Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sulawesi Utara, Agustinus Hari; dan CINO Satu Tampa, Maria Silangen. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Noni Arnie selaku jurnalis lepas. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta. 

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Membuka sesi pemaparan, pemateri pertama adalah Gidion yang membawakan materi kecakapan digital bertema “Digital Skill in the Shadow of the Pandemic: Pieces of Citizenship and Learning”. Menurut Gidion, situasi pandemi yang membatasi aktivitas fisik, membuat para pendidik maupun peserta didik harus beradaptasi dengan metode pembelajaran daring. Selain peningkatan internet dan konektivitas infrastruktur, mengintegrasikan digital citizenship ke dalam kurikulum menjadi hal penting yang mesti dilakukan. “Menyiapkan guru, siswa, dan material maupun fasilitas belajar daring juga jadi hal penting lain yang tak boleh diabaikan,” jelasnya.

Berikutnya, Steve menyampaikan materi etika digital berjudul “Ujaran Kebencian: Identifikasi Konten dan Regulasi yang Berlaku”. Ia mengatakan, saat di dunia maya, gunakanlah kata-kata sopan, perhatikan penggunaan huruf dan tanda baca, sampaikan informasi valid secara tepat, serta patuhi hukum dan tata norma yang berlaku. “Teknologi digital diciptakan untuk memudahkan kita, jangan sampai justru berbalik jadi pengendali hidup kita. Kontrol dan pikirkan apa yang akan kita kerjakan agar bermanfaat untuk tujuan positif,” pesannya.

Sebagai pemateri ketiga, Agustinus membawakan tema budaya digital tentang “Budaya Berbahasa dan Berekspresi di Dunia Digital”. Menurut dia, bahasa menunjukkan karakter bangsa. Kekayaan ragam budaya kita tercermin dalam 710 bahasa daerah yang digunakan berbagai suku di Nusantara. “Bahasa nasional yang digunakan sebagai alat pemersatu, tak semata berfungsi melestarikan bahasa itu sendiri, namun juga untuk menghindari jerat hukum akibat salah penafsiran,” ujarnya.

Maria sebagai pemateri terakhir menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”. Ia mengatakan, saat beraktivitas di dunia maya, lindungi data diri dan privasi, amati dan telaah konten sebelum menyebarkannya, serta hargai warganet lainnya. “Aktivitas daring kita akan meninggalkan jejak digital yang berisiko ancaman, baik berupa digital exposure, kejahatan siber, dan terpengaruhnya reputasi profesional,” ungkapnya.

Acara berikutnya adalah sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi ini disambut dengan beragam pertanyaan dari para peserta. Dalam webinar di Kepulauan Sitaro tersebut, panitia membagikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. 

Salah satu pertanyaan menarik peserta di antaranya tentang media pembelajaran apa yang mudah dipahami masyarakat untuk meningkatkan keterampilan digital. Narasumber menjelaskan bahwa berbagai media digital dari TikTok, media sosial lain, maupun beragam laman atau aplikasi  dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan inovasi, kreativitas, dan pengetahuan digital masyarakat.

Comment