MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, kembali dilaksanakan secara virtual pada 13 Juli 2021 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Kegiatan yang dihadiri oleh 2.200 peserta ini memaparkan tema mengenai “Bagaimana Mencegah, Mendeteksi, dan Menyikapi Cyberbullying”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari pemengaruh Yusran Darmawan, praktisi desain komunikasi Ira Taliki, akademisi Indra Samsie, serta Eddy Prayitno dari ICT Watch. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Artha Senna selaku jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Yusran Darmawan yang membawakan tema “Jangan Ada Bullying di Antara Kita”. Yusran melihat adanya fenomena FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan kelompok di internet yang bisa menyebabkan perundungan. Beberapa tips agar tidak menjadi pelaku atau korban perundungan, di antaranya meningkatkan prestasi, melakukan detoks digital, serta menjadikan media sosial untuk kegiatan positif.
Berikutnya, Ira Taliki menyampaikan materi berjudul “Digital Skill: Pengertian, Penerapan, dan Cara Meningkatkan Kecakapan Digital”. Kecakapan digital dasar berhubungan kemampuan mengoperasikan dengan sebuah perangkat, misal laptop, PC, atau ponsel. Berikutnya adalah kemampuan berkomunikasi dengan perangkat digital. Kecakapan digital yang lebih tinggi berhubungan dengan mengelola informasi dan konten. Berikutnya adalah terkait transaksi, memecahkan masalah yang dihadapi, dan keamanan digital. “Kecakapan digital sudah sejajar dengan keterampilan tradisional seperti membaca, menulis, dan berhitung,” kata Ira.
Sebagai pemateri ketiga, Indra Samsie membawakan tema “Era Digital, Saatnya Pendidik jadi Teman bagi Anak Didik”. Indra menyampaikan, literasi digital penting dimiliki oleh pendidik, karena mereka yang akan menyampaikan pesan atau ilmu kepada anak didik. “Tugas Anda sekarang bukan lagi mengentaskan buta huruf, tetapi juga mengembangkan potensi anak didik dengan cakap digital,” kata Indra.
Adapun Eddy Prayitno, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Menganalisis Kasus dan Kiat Hentikan Cyberbullying”. Menurut dia, dampak perundungan bisa terbawa hingga dewasa. Pelaku perundungan biasanya menggunakan kata-kata umpatan, ejekan, penghinaan fisik, dan kebinatangan. “Kita bisa melaporkan ke idcop.org apabila menemukan dugaan kejahatan terhadap anak di internet,” tegasnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Mariana Susanto, bertanya tentang tips agar anak tidak kecanduan medsos dan cara mengajarkan mereka bertutur kata baik agar terhindar dari perundungan siber. Indra menanggapi bahwa tutur kata yang baik dan benar terkait dengan budaya. Orang tua harus memberi pemahaman pada anak bahwa ada etika yang harus dipatuhi baik di dunia maya maupun nyata. “Agar anak tidak kecanduan, batasi waktu penggunaan gawai,” pesannya. Sebagai apresiasi atas antusiasme peserta, panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Panitia memberikan Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Comment