Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Sulampua Terjaga

MEDIAWARTA,MAKASSAR,Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (0JK Sulselbar) menilai sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) tetap terjaga stabil dan resilient dalam mendukung perekonomian regional maupun nasional di tengah meningkatnya dinamika perekonomian global dan domestik.

Stabilitas sektor jasa keuangan tercermin dari pertumbuhan kinerja yang positif di sektor Perbankan (PBKN), Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon (PMDK), Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP), dan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan LJK Lainnya (PVML)

Kepala OJK Sulselbar, Darwisman menyebutkan, per November 2024, kinerja industri perbankan di wilayah Sulampua tumbuh positif secara year on year (yoy) pada Total Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit. Total aset tumbuh 4,60 persen atau Rp25.254 triliun, dengan total aset mencapai Rp549 triliun. DPK tumbuh 2,59 persen atau Rp8,857 triliun, dengan total DPK mencapai Rp342 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 7,90 persen atau Rp34,128 triliun, dengan total penyaluran kredit Rp432 triliun.

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi sebesar 12,68 persen. Tingkat intermediasi Loan to Deposit Ratio (LDR) 126,30 persen, sementara kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) 2,44 persen.

Pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan Single Investor Identification (SID) yang signifikan di wilayah Sulampua pada posisi November 2024 yaitu 32,68 persen (yoy) atau mencapai 972.688 SID. Instrumen investasi masih didominasi Reksadana dengan porsi dan pertumbuhan tertinggi.

“Adapun nilai transaksi saham hingga November 2024 sebesar Rp43,21 triliun,” ujar Darwisman.

Disebutkan, OJK terus mendorong penguatan literasi keuangan terkait pasar modal termasuk investasi saham sejak dini untuk kalangan pelajar yang juga termasuk dalam 10 sasaran prioritas edukasi keuangan.

Sementara dari sisi perkembangan IKNB di wilayah Sulampua, juga turut menunjukkan pertumbuhan pada posisi Oktober 2024 (yoy). Hal ini tercermin dari total piutang perusahaan pembiayaan yang tercatat tumbuh 9,62 persen menjadi Rp51,35 triliun, total pembiayaan modal ventura tumbuh 19,50 persen menjadi Rp911 miliar dan pembiayaan yang disalurkan pergadaian tumbuh 26,90 persen menjadi Rp17,10 triliun.

Total outstanding pinjaman fintech peer to peer lending juga tumbuh 72,48 persen menjadi Rp4,60 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga, 1,27 persen. Selain itu, total aset dana pensiun tercatat Rp3,76 triliun juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,99 persen sedangkan pada perusahaan penjaminan, outstanding penjaminan tumbuh 14,38 persen dengan nilai mencapai Rp1,03 triliun

Comment