Bersama BRIN, Unhas Resmikan Pusat kolaborasi Riset Mikroba Karst

MEDIAWARTA, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menyelenggaran Peresmian dan kuliah umum Pusat Kolaborasi Riset Mikroba Karst atas kerja sama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Pusat Riset Mikrobiologi Terapan dan Pusat Riset Ekologi dan Ethnobiologi.

Kegiatan yang juga dirangkaikan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama dalam upaya mempercepat pengembangan riset dan inovasi di Indonesia ini berlangsung pada pukul 14.30 di Aula LPPM Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, serta terhubung secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, pada Senin (14/8/2203).

Turut hadir Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc.., Ketua LPPM Unhas Prof. dr. Muh. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK., didampingi Ketua PKR Mikroba Karst Unhas (Dr. Siti Halimah).

Perwakilan BRIN dihadiri langsung oleh Deputi Bidang Fasilitasi Riset & Inovasi (Prof. Dr. Agus Haryono), Direktur Pendanaan Riset & Inovasi (Dr. Ajeng Arum Sari), Kepala OR Hayati & Lingkungan (Dr. Imam Hidayat), dan Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (Dr. Ahmad Fathoni).

Mengawali kegiatan, Ketua LPPM Unhas dalam sambutanyya menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas peresmian Pusat Kolaborasi Riset Mikroba Karst di Unhas sebagai Kolaborasi Riset (PKR) yang memiliki spesifikasii keilmuan yang tinggi serta saling berintegrasi satu sama lain.

“Program pendanaan PKR ini sangat memfaislitasi pengembangan riset dan inovasi, sehingga kita dituntut untuk bisa lebih aktif dan produktif, guna mencapai target hirilisasi, dalam hal ini Unhas berperan dan sangat mendukung dalam segala proses pencapaiannya,” jelas Prof. Nasrum.

lebih lanjut dijelaskan bahwa posisi Unhas sebagai salah satu kampus terbaik didukung oleh hasil data yang membuktikan bahwa sebanyak 55% dasarnya adalah peningkatan hasil riset kolaboratif. Dengan demikian sangat diharapkan dukungan BRIN dalam segala proses riset kolaborasi untuk meningkatkan jumlah publikasi.

Pada kesempatan yang sama,Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (Dr. Ahmad Fathoni) dalam sambutannya menyampaikan ungkapan selamat serta apresiasi kepada Unhas atas pencapaian Unhas dalam pengembangan Pusat Kolaborasi Riset yang memiliki potensi yang luar biasa.

“Diharapkan nantinya tidak hanya output tetapi dapat diorientasikan terhadap outcome atau dampak ekonomi ke masyarakat. target hirilisasi ini menjadi tantangan, sehingga PKR dapat mengakselerasi ke masyarakat untuk memberikan dampak yang signifikan bagi kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” jelas Dr. Ahmad

Lebih lanjut diharapkan kolaborasi riset ini dapat memenuhi tiga aspek, yakni pada aspek riset untuk mengahasilkan inovasi yang dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi masyarakat, penguatan sumber daya manusia dalam meningaktkan kapasitas melalui pelatihan, dan dapaty menjadi Centre of Excellence (CoE) sebagai fasilitator bagi para periset untuk lebih produktif dan dapat dikembangkan lebih banyak lagi.

Rektor Unhas Prof. JJ mendukung penuh semangat kolaorasi riset melalui peluang kerja sama dengan BRIN, da diharapkan dapat berkembang dan memperluas kolaborasi periset tanah air yang lebih produktif hingga pada skala internasional.

Program pendanaan PKR ini merupakan salah satu perwujudan BRIN dalam menjawab dan mengimplementasikan tugas dan fungsinya. PKR sangat mengedepankan substansi penelitian yang spesifik untuk lebih meningkatkan kapasitas dan kompetensi riset. Skema ini mendorong kerja sama antar peneliti untuk memperkuat ekosistem riset.

Dijelaskan bahwa kawasan karst di Sulawesi Selatan memiliki peran penting, yakni Karst Maros-Pangkep di Sulawesi Selatan merupakan karst terluas kedua di dunia setelah Cina dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Geopark oleh Unesco pada tahun 2022.

Dengan demikian, Unhas sebagai perguruan tinggi melalui pusat kolaborasi riset akan menguatkan kelembagaan riset Unhas dan BRIN, sehingga layak menjadi center of excellence Mikroba Karst yang mampu menjawab permasalahan pengelolaan Kawasan Karst berkelanjutan.

Comment