MEDIAWARTA.COM, BANGGAI – Sebanyak 1.295 peserta mendaftarkan dirinya untuk mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 15 November 2021 di Banggai, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Pilihan dan Peluang Karir di Dunia Digital”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Pemengaruh dan Kreator Konten Kevin Horax; PPKL Kemenkop & UKM Asmita Wulansari Dg. Liwang; Perencana Keuangan – Mitra Rencana Edukasi Sari Insaniwati; dan Konsultan Kekayaan Intelektual, Advokat Hak Kekayaan Intelektual ADIWILAGA & CO R. Rizky A. Adiwilaga. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Made Dwi Adnjani selaku Dosen UNISULLA & Japelidi. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Kevin dengan tema “Welcoming Gen-Alpha: Kesempatan dan Tantangan di Dunia Digital”. Menurut dia, beragam peluang pekerjaan dan bisnis di dunia digital mulai dari kreator konten hingga pengusaha daring bisa dimanfaatkan generasi alfa sebagai sumber penghasilan. Untuk sukses bersaing di era digital, penguasaan keterampilan teknologi digital mutlak diperlukan dan harus terus diasah.
Berikutnya, Asmita menyampaikan materi berjudul “Konten Digital yang Boleh dan Tak Boleh”. Ia mengatakan, saat bermedia sosial, hindarilah fitnah, provokasi, kata-kata tak senonoh, perundungan, ujaran kebencian dan menyinggung SARA. Jauhi pula penyebaran hoaks, pornografi, dan konten-konten negatif. “Buatlah konten positif di internet yang menjangkau semua orang, kreatif, inovatif, dan berfokus pada target pemirsa,” jelasnya.
Sebagai pemateri ketiga, Sari membawakan tema “Nabung atau Belanja Daring”. Menurut dia, harga barang yang jauh lebih murah dan banyaknya diskon serta promo jadi alasan penarik tren belanja daring. Sayangnya, tanpa kontrol diri yang baik, kebiasaan berbelanja daring justru membuat kita jadi boros. “Karenanya, manfaatkanlah kemudahan belanja daring untuk membeli produk-produk investasi dan aturlah anggaran alokasi pendapatan secara cermat,” pesannya.
Adapun Rizky, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Hak Cipta di dalam Dunia Digital”. Ia mengatakan, hak cipta berfungsi memberi perlindungan karya maupun produk yang dihasilkan pencipta baik dari segi ekonomi maupun moral. Hak ekslusif bagi pencipta berlaku seumur hidup dan berlangsung 70 tahun setelah pencipta meninggal.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Antusias para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber dihargai panitia dengan memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik peserta diantaranya tentang bagaimana caranya agar kita dapat berfikir inovatif dan menghasilkan produk yang berbeda dengan orang lain. Narasumber menjelaskan bahwa utamanya tentukan dulu sasaran pasar produknya kemudian kenali karakteristik pasar lalu rancang konsep penyajian yang menarik. Baru kemudian benahi operasional bisnis termasuk terkait pemasaran dan inovasi produk. Metode ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) bisa digunakan sebagai strategi untuk berinovasi mengembangkan bisnis.
Comment