MEDIAWARTA,MAKASSAR,-“Saya ingin membuktikan bahwa saya bisa berdiri di atas kaki saya sendiri.” Kalimat penuh semangat ini menjadi landasan perjuangan Asri, mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin, yang berhasil meraih beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) di tengah keterbatasan hidup.
Asri berasal dari Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, dan merupakan alumni SMA Negeri 5 Barru. Sejak kecil, kehidupannya tidak mudah. Kedua orang tuanya berpisah ketika ia berusia dua tahun, memaksanya tinggal bersama nenek di tengah kondisi finansial yang sulit. Untuk membantu neneknya, Asri sering menjajakan buras dan putu di sekolah.
Namun, keterbatasan tidak mematahkan semangatnya. Semasa SMA, Asri aktif di berbagai organisasi sekolah, bahkan memegang beberapa posisi penting, seperti Ketua PMR SMA Negeri 5 Barru (2021), Ketua 1 OSIS SMA Negeri 5 Barru (2022), dan Ketua MPK SMA Negeri 5 Barru (2023).
Selain itu, ia meraih medali emas Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SMA di bidang Bahasa Indonesia dan Sejarah, serta medali perak di cabang Matematika pada 2023. Asri juga sukses menjadi Juara 1 Duta GenRe Kabupaten Barru 2023 dan terpilih sebagai Duta GenRe Sulawesi Selatan kategori Best Advokasi pada 2024.
Keberhasilan Asri tidak diraih dengan mudah. Ketika hendak mendaftar ke Universitas Hasanuddin, ia sempat menghadapi kendala administrasi yang hampir menggagalkan impiannya.
“Nilai semester 5 saya tidak terinput. Rasanya seperti ditinggalkan di tengah jalan, tapi saya tetap berdoa dan berserah diri,” kenangnya.
Keajaiban pun datang. Setelah masa pengisian data diperpanjang, ia berhasil melanjutkan proses pendaftaran dan diterima di Unhas. Meski demikian, ia sempat cemas dengan tingginya biaya UKT. Saat itu, ia mengandalkan uang dari kemenangan sebagai Duta GenRe Best Advokasi sebesar Rp2 juta untuk membayar UKT pertama sebesar Rp1 juta, sambil menutupi kebutuhan lainnya seperti tempat tinggal di Makassar.
Kini, Asri menjadi salah seorang penerima manfaat dari beasiswa KIP-K. Ia pun memanfaatkan bantuan pemerintah tersebut dengan membeli kebutuhan perkuliahan yang selama ini tak mampu dibelinya.
“Alhamdulillah, KIP-K sudah cair. Untuk pertama kali, saya pakai beli laptop second karena jika ada tugas selama ini saya selalu pinjam punya teman atau pakai komputer di perpustakaan FEB,” ungkapnya penuh rasa syukur kepada Humas Unhas, Sabtu (14/12/2024).
Ia juga menambahkan, beasiswa KIP-K ini sangat membantu kehidupan perkuliahannya di Makassar. Ia tak perlu memutar otak lagi untuk mencari biaya UKT dan biaya tempat tinggal serta kebutuhan kuliah lainnya bisa tercukupi dengan KIP-K.
“Kuliah di Makassar itu betul-betul biaya hidupnya tinggi. Saya dari desa dan hanya diberi Rp300 ribu per bulan. Adanya KIP-K ini sangat membantu saya,” tambahnya.
Asri pun kini bisa fokus dengan pendidikannya sembari tetap mengasah soft skill di lembaga mahasiswa. Ia aktif di UKM LeDHak (Lembaga Dialektika Haluan Kebangsaan) Unhas dan KSEI FoSEI (Forum Studi Ekonomi Islam) FEB.
Dengan kerja keras dan doa yang tak putus, Asri kini telah membuktikan bahwa keterbatasan tidak menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan.
“Setelah kuliah saya berharap dapat bekerja di perusahaan yang ada di Kalimantan, tempat ayah saya bekerja. Ini untuk membuktikan bahwa saya bisa, karena ayah saya sewaktu SMP melarang saya melanjutkan pendidikan. Ia menyuruh saya langsung bekerja jadi buruh di perusahaan tersebut,” tutupnya penuh semangat.
Kisah Asri menjadi bukti nyata bahwa perjuangan, tekad, dan semangat pantang menyerah mampu mengubah keterbatasan menjadi jalan menuju mimpi.(*)
Comment