Ciputra Fokus Bangun Hunian Kecil Atasi Volatil Ekonomi

MEDIAWARTA.COM, JAKARTA – Beberapa waktu lalu, Ciputra Grup luluh terhadap kondisi perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan merevisi target penjualan (sales marketing).

Managing Director Ciputra Group, Harun Hajadi, menjelaskan, pihaknya berharap penjualan hunian atau perumahan kecil guna membantu pertumbuhan bisnis di tengah perekonomian yang fluktuatif atau volatil dalam beberapa tahun terakhir.

Pasalnya, pasar properti kelas atas dan menengah tengah menghadapi perlambatan penjualan karena ekonomi yang kian lesu. Sementara, konsumen kelas kecil masih mampu membeli atau membayar cicilan kredit rumah selama mereka tidak terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Adapun konsumen kelas menengah bawah, masih banyak membeli rumah untuk tempat tinggal. Segmen menengah bawah paling minim terkena sentimen perlambatan ekonomi, papar Harun dalam keterangan tertulisnya belum lama ini kepada sejumlah media di Tanah Air.

Jika, penjualan segmen menengah ke bawah menguntungkan, Ciputra tidak segan memperbesar porsi segmen properti kelas terjangkau bagi konsumen tersebut. Sejauh ini, properti kelas kecil menyumbang 20 persen terhadap keuntungan, sisanya berasal dari kelas menengah 30 persen dan dari kelas atas 50 persen.

“Ke depan, perusahaan akan mengembangkan pembangunan perumahan untuk kelas menengah ke bawah. Strategi perusahaan untuk menjual perumahan segmen ini adalah memiliki lokasi yang dekat dengan transportasi darat dan infrastruktur jalan tol,” ulas Harun.

Misalnya, wilayah Karawang-Jawa Barat menjadi daerah potensial untuk pembangunan properti kelas menengah bawah karena akan ada pembangunan light rail transit (LRT).

Sementara itu, Direktur Ciputra Grup, Tulus Santoso, mengakui, pihaknya memangkas target marketing sales 13,5 persen menjadi Rp 9,48 triliun pada akhir tahun ini dari target Rp 10,9 triliun untuk PT Ciputra Development Tbk (CTRA). Sementara, PT Ciputra Property Tbk (CTRP) menurunkan target hingga 48,6 persen dari Rp 2,6 triliun menjadi Rp 1,3 triliun, dan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) menurunkan target 4,1 persen dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,28 triliun.

Pemangkasan target tersebut belum akan berdampak pada penurunan omset (pendapatan) dan laba. Namun, jika perlambatan ekonomi terus berlanjut hingga tahun ini, perusahaan akan mengalami penurunan perolehan bisnis untuk kinerja 2017.

“Jika kami tidak bisa mengejar sales marketing di tahun ini, pendapatan dan laba akan turun di 2017,” beber Tulus.

Sekadar diketahui, pada pertengahan tahun lalu, Ciputra Development mencatat laba Rp 677,50 miliar per semester satu 2015 atau turun 15 persen dibandingkan posisi Rp 797,48 miliar per semester satu 2014. Sementara, pendapatan mencapai Rp 3,08 triliun per semester satu 2015 atau naik 10 persen dibandingkan Rp 2,80 triliun per semester dua 2014.

Comment