Ini Alasan Unibos Jadi Contoh Kampus Swasta dengan Kerja Sama Terbaik

Universitas Bosowa (Unibos) menyambut tim monitoring dan evaluasi (Monev) Pengelolaan Kerja Sama Perguruan Tinggi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek). (MEDIAWARTA/Foto: Istimewa)

MEDIAWARTA, MAKASSAR – Universitas Bosowa (Unibos) menyambut tim monitoring dan evaluasi (Monev) Pengelolaan Kerja Sama Perguruan Tinggi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Ditjen Dikti Ristek).

Monev tersebut guna memetakan pelaksanaan, pencapaian, dan kendala yang dihadapi perguruan tinggi sekaligus mengimplementasikan kerja sama dalam bingkai kebijakan “Merdeka Belajar Kampus Merdeka”.

Tim Monev Ditjen Dikti Ristek dihadiri subkoordinator kerja sama Firman Hidayat, Koordinator Substansi Umum Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Yayat Hendayana, Subkoordinator Hubungan Masyarakat Doddy Zulkifli Indra Atmaja, dan Pelaksana Hubungan Masyarakat M Syariffuddin Fajri.

Kegiatan ini disambut langsung Rektor Universitas Bosowa Prof Batara Surya bersama para vice rektor dan dekan se-Universitas Bosowa yang dilaksanakan di ruang Rapat Senat Unibos Lt 9 Gedung 1 Unibos, Makassar, Jumat 16 Juni 2023.

Dalam pemaparan tim Monev Pengelolaan Kerja Sama Perguruan Tinggi Ditjen Dikti Ristek Firman Hidayat menjelaskan, Universitas Bosowa menjadi satu satunya universitas swasta yang menjadi sample dalam Monev Kerja Sama lingkup LLDIKTI Wilayah IX.

“Dari beberapa dokumen pelaporan kerja sama yang kami terima, kami anggap Unibos ini sudah melakukan kerja sama dengan berbagai mitra, mulai MOU hingga PKS, istilahnya sudah ‘on the good track’,” bebernya.

Firman juga menuturkan kerja sama adalah indikator kinerja utama keenam yang berorientasi pada program studi bekerja sama dengan kelas dunia serta mitra yang berkualitas.

“Kami mengawal pengukuran indikator keenam, setelah evaluasi ditemukan sebelum 2020 kerja sama yang dilakukan PT (Perguruan Tinggi) mayoritas MOU (Memorandum of Understanding) yang dilakukan terlalu banyak sedangkan MOA (Memorandum of Agreement) dan PKS sangat minim,” paparnya.

Firman menambahkan, terdapat sanksi bagi PT yang tidak melaporkan kerja samanya, berupa sanksi tertulis,

Di akhir pemaparannya, ia menegaskan yang paling diharapkan dari MOU yang telah dilakukan adalah Implementation Arrangement (IA).

Selanjutnya, Rektor Universitas Bosowa menyampaikan apresiasi dan sambutannya yang mendalam kepada tim monev.

“Dari Mou hingga PKS akan dilakukan ketika dinilai memiliki nilai manfaat, di sisi lain kami telah melakukan MOU dengan salah satu PT di Taiwan, berupa kerja sama di bidang pertanian, bentuknya ke orientasi dan research,” jelas Prof Batara.

Sebagai penutup, ia juga menyampaikan dalam satu tahun periode jabatannya segala MOU dievaluasi, kemudian MOU yang tidak strategis dan bernilai manfaat maka dihentikan.

“Telah tersedia 32 pusat studi bentuk kerja sama dalam pengembangan studi dan penelitian. Tentu banyak hal yang perlu kita evaluasi termasuk dengan sistem yang sudah terbangun, serta diharapkan kampus ini dapat mengerahkan semua stakeholder,” imbuhnya.

Di akhir kegiatan, para dekan se-Universitas Bosowa diberi waktu untuk memberikan presentasi singkat terkait capaian kegiatan yang telah dilakukan hingga perjanjian kerja sama yang telah terealisasi setiap fakultas.

Comment