Keagungan Ka’bah & Doa Untuk Perdamaian Dunia

MEDIAWARTA, MAKKAH – Kota suci dengan segala keagungan dan kemuliannya senantiasa mencakup beberapa tempat yang diagungkan pula. Ia memiliki daerah-daerah yang penuh berkah, mempunyai masy’arul haram, mempunyai tanda-tanda nyata. Kesemuanya itu semakin menambah keagungan dan kemuliaannya. Banyak sekali nash Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menjelaskan keutamaan tempat-tempat mubarakah itu, beserta hukum-hukumnya. Serta menjelaskan cara yang masyru (disyariatkan) untuk mengagungkannya dan cara yang tidak dibolehkan seorangpun melakukannya, apakah itu dengan tujuan mengagungkan atau mensucikan.

Keagungan Ka’bah dan Beberapa Hukumnya Ka’bah adalah Baitullah yang diharamkan. Ia terletak di bagian tengah Masjidil Haram. Bentuknya segi empat dan pintunya agak tinggi dari permukaan bumi. Ada yang mengatakan bahwa ia diberi nama Ka’bah karena wujudnya seperti kubus, yang dalam bahasa arab.

Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut nama Ka’bah secara jelas dengan sebutan Ka’bah dan sebutan-sebutan lainnya. Yang disebutkan dengan jelas yaitu, “Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu, sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram, hadya, qalaid. Allah menjadikan yang demikian itu agat kamu tahu bahwa Allah mengetahui semua yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.” (QS. Al-Maidah: 97)

Diantara nama lain yang dinyatakan Allah untuk Ka’bah dalam Al-Qur’an adalah:

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail seraya berdoa, ‘Ya Tuhan kami, terimalah dari kami amalan ini.’ Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 127)

Allah juga berfirman:

“Dan ingatlah ketika kami membeirkan tempat kepada Ibrahim di Baitullah dengan mengatakan: “Janganlah kamu menyekutukan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah rumahKu ni bagi orang-orang yang thawaf, orang-orang yang beribadat, dan orang-orang yang ruku serta sujud.” (QS. Al-Hajj: 26)

Allah juga berfirman:

“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka, dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka, dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling Al-Bait Al-Atiq.” (QS. Al-Hajj: 29)

Jadi, Ka’bah adalah Al-Baitul Haram. Ia juga bernama Al-Bait Al-Atiq.

Pada ayat-ayat diatas Allah menyebutkan bahwa Nabi Ibrahimlah yang meninggikan dasar-dasar Baitullah. Beliau pula yang membangun Ka’bah. Sedangkan yang membantu beliau dalam pekerjaan ini adalah putranya, Nabi Ismail, seperti sudah dijelaskan pada pembahasan yang lalu.

Allah memberikan kepada Baitullah ini sebuah kehormatan dan kesucian yang tidak diberikan kepada tempat manapun di muka bumi. Sekarang, kami akan menjelaskan kepada anda tentang beberapa hukum dan adab (sopan santun) yang berkaitan dengan Ka’bah, rumah Allah yang suci.

DOA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA

اللَّهُمَّ زِدْ هَذَا الْبَيْتَ تَشْرِيفًا وَتَعْظِيمًا وَتَكْرِيمًا وَمَهَابَةً، وَزِدْ مَنْ شَرّفَهُ وَكَرّمَهُ مِمَّنْ حَجَّهُ أَوِاعْتَمَرَهُ تَشْرِيفًا وَتَكْرِيمًا وَتَعْظِيمًا وَبِرًّا

Allāhumma zid hādzal bayta tasyrīfan wa ta‘zhīman wa takrīman wa mahābatan, wa zid man syarrafahū wa karramahū min man hajjahū aw i’tamarahū tasyrīfan wa takrīman wa ta‘zhīman wa birran.

“Ya Allah, tambahkan kemuliaan, keagungan, kehormatan, dan kehebatan pada Baitullah ini. tambahkan juga kemuliaan, kehormatan, keagungan, dan kebaikan untuk orang-orang berhaji atau berumrah yang memuliakan dan menghormati Ka’bah”

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلَامِ.

Allāhumma antas salām, wa minkas salām, fa hayyinā rabbanā bis salām.

“Ya Allah, Engkau adalah keselamatan. Dari-Mu keselamatan berasal. Wahai Tuhan kami, berikan kehormatan pada kami melalui keselamatan.” Ya Allah Tuhan kami. Hindarkanlah kami dari malapetaka, bala dan bencana, kekejian dan kemunkaran, sengketa yang beraneka, kekejaman dan peperangan, yang tampak dan tersembunyi dalam negara kami khususnya, dan dalam negara kaum muslimin umumnya. Sesungguhnya Engkau Ya Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”

Penulis: Prof. Taruna Ikrar

Comment