Daewoong Dorong Inovasi Terapi GERD di Indonesia Melalui Studi IIT Fexuprazan

MEDIAWARTA,-Daewoong menyelenggarakan Media Education Day untuk mengumumkan keberhasilan Investigator-Initiated Trial (IIT) dalam pengobatan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH di Indonesia. Uji klinis ini menjadi tonggak penting dalam menghasilkan data klinis spesifik untuk populasi Indonesia sekaligus membuka peluang besar adopsi Fexuprazan – terapi generasi baru dari kelas Potassium-Competitive Acid Blocker (P-CAB).

Menurut studi global yang dipublikasikan oleh Scarpignato dkk. dalam Annals of the New York Academy of Sciences (2020), sekitar 1 dari 4 orang di seluruh dunia menderita GERD, dengan prevalensi yang terus meningkat di semua wilayah.

Sementara itu, GERD Management Consensus 2022 yang diterbitkan oleh Perhimpunan Gastroenterologi Indonesia memperkirakan GERD memengaruhi 9,35% populasi umum di Indonesia, berdasarkan data terverifikasi dari kuesioner klinis GERD-Q. Hal ini menegaskan beban kesehatan masyarakat yang signifikan dari penyakit ini di tingkat nasional.

Meskipun penggunaan proton pump inhibitor (PPI) telah meluas, banyak pasien yang tidak mencapai hasil terapi optimal. Studi IIT Fexuprazan ini dimulai untuk menjawab kebutuhan klinis yang belum terpenuhi tersebut.

“Studi kami menunjukkan bahwa Fexuprazan tidak hanya setara secara terapeutik dengan terapi PPI, tetapi juga memberikan pereda gejala lebih cepat, kontrol mual yang lebih baik, dan peningkatan kualitas hidup sejak minggu pertama. Data klinis juga menegaskan profil keamanannya yang baik, tanpa efek samping serius, serta tingkat kepatuhan pasien yang tinggi berkat dosis sekali sehari yang fleksibel dan tidak bergantung pada waktu makan,” ujar Prof. Ari dalam acara Media Education Day Daewoong Pharmaceutical (14/08/2025) di Jakarta Selatan.

Penelitian ini melibatkan 134 pasien dewasa di tiga rumah sakit besar di Jakarta yakni RSUI, RSI Cempaka Putih, dan RS Menteng Mitra Afia, yang membandingkan Fexuprazan 40 mg dengan Esomeprazole 40 mg. Hasilnya menunjukkan pasien yang menerima Fexuprazan mencapai kondisi bebas gejala heartburn dan regurgitasi rata-rata dalam 15 hari, lebih cepat signifikan dibandingkan 20 hari pada kelompok Esomeprazole. Selain itu, kepatuhan pasien sangat tinggi berkat kemudahan dosis sekali sehari tanpa batasan waktu konsumsi.

Sebagai molekul P-CAB, Fexuprazan menawarkan solusi yang lebih cepat dan praktis bagi pasien GERD, khususnya mereka yang responsnya kurang optimal terhadap terapi berbasis PPI.

“Studi ini juga memiliki nilai strategis dalam memperkuat kapasitas riset klinis nasional di Indonesia,” tambah dr. Stella Melisa, Chief Medical Officer Daewoong Pharmaceutical Indonesia. “Bekerja sama dengan peneliti dalam negeri memungkinkan kami menghasilkan efikasi obat yang relevan dengan populasi Indonesia, sekaligus mendukung pengambilan keputusan terapi berbasis data di masa depan,” tutupnya.

◆ Fexuprazan di Panggung Global

Dikembangkan di Korea Selatan, Fexuprazan telah mendapatkan persetujuan klinis di berbagai pasar termasuk Korea Selatan, India, Meksiko, Chili, Ekuador, Panama, dan Filipina. Obat ini telah masuk ke 30 negara melalui peluncuran produk di 6 negara, persetujuan pemasaran di 2 negara tambahan, pengajuan New Drug Application (NDA) di 16 negara, dan kemitraan ekspor di 6 negara, dengan indikasi utama untuk gangguan gastrointestinal.

Sebagai bagian dari road map ekspansi global, Daewoong menargetkan memperluas akses Fexuprazan ke 100 negara pada tahun 2027, menjawab kebutuhan terapi penekan asam lambung yang bekerja lebih cepat dan lebih praktis di seluruh dunia.

Rekomendasi terkait penggunaan P-CAB telah diterbitkan di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, Thailand, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, Indonesia, Meksiko, dan Brasil.

◆ Memperluas Akses Terapi Inovatif di Indonesia

Studi IIT lokal ini menegaskan komitmen jangka panjang Daewoong untuk mendukung kolaborasi riset independen dan menjadikan Indonesia sebagai pusat uji klinis di Asia Tenggara. Validasi domestik atas efektivitas Fexuprazan diharapkan dapat mempercepat proses registrasi dan mempermudah pasien memperoleh terapi GERD modern.

Penelitian ini juga berkontribusi pada pembangunan fondasi ilmiah yang relevan secara lokal, mengisi kesenjangan penting dalam adopsi terapi baru di sistem kesehatan nasional Indonesia.

Comment