UNIBOS INISIASI DISKUSI PENGENDALIAN BANJIR MAKASSAR MELALUI FGD BERSAMA STAKEHOLDER DAN AKADEMISI

MEDIAWARTA,MAKASSAR,-Universitas Bosowa (Unibos) menginisasi kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama sejumlah stakeholder dan akademisi bertemakan “Pengendalian Banjir Perkotaan di Kota Makassar”. Kegiatan diadakan di Ruang Rapat Senat lt. 9 Gedung 1 Unibos, Selasa (18/02/2025).

Kegiatan ini menghadirkan Direktur Pengadaan Jasa Konstruksi, Dr. Ir. Haeruddin C. Maddi, S.T. M.T., Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Dr. Suryadarma Hasyim S.T. M.T. dan Kepala Dinas Perencanaan Umum (PU) Makassar, Zuhaelsi Zubir S.T. M.T.

Dari pihak akademisi, hadir Dosen Universitas Hasanuddin, Dr. Eng. Ir. Mukhsan Putra Hatta, S.T. M.T., Prof. Dr. Ir. Darmawan Salman, M.Si, Dr. Ir. Arham Muchtar Achmad Bahar, M.Si. dan Dosen Universitas Bosowa, Prof. Dr. Ir. Syafri S.T. M.Si. Kegiatan dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Batara Surya S.T. M.Si selaku Rektor Universitas Bosowa.

Dalam kesempatannya, Prof Batara menyinggung masalah banjir yang selalu terjadi di Kota Makassar. Misalnya, elevasi lahan di daerah Panakukkang dan Jalan Faisal terus ditinggikan. Akibatnya air banjir selalu bermuara ke Jalan AP Pettarani yang menjadi pusat jalan warga Makassar.

“Makassar ini sebenarnya yang jadi bahaya karena menerima banjir dari Gowa dan menyuplai banjir dari Maros. Kalau mau dikatakan, bukan lagi genangan yang terjadi, tetapi berdampak pada masalah ekonomi, sosial termasuk kerusakan masalah infrastruktur,” paparnya.

Ia menambahkan, fungsi ruang terbuka hijau di Makassar tidak maksimal, terutama fungsi hidrologisnya. “Karena air tersebut tidak bisa meresap ke dalam tanah. Ini sangat mengganggu situasi kota apalagi transportasi,” ujar Prof Batara.

Melalui diskusi ini, harapannya ada program strategis yang bisa diproyeksikan bersama. Sehingga terdapat keluaran matriks yang menjadi domain pemerintah pusat, provinsi, dan pemerintah daerah agar semuanya bisa bekerja sama.

“Saya berharap ada yang bisa dispesifikkan utamanya case di jalan utama agar diketahui pola sistem drainase dan bentuk konkritnya seperti apa. Sehingga kita ada by process anggaran alokasi dana yang bisa dimanfaatkan terutama sumber-sumber dari APBD, termasuk dana CSR,” harap Prof Batara.

Comment