Unhas dan University of Hawai‘i Bahas Potensi Kemiri sebagai Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan

MEDIAWARTA,-Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, menerima kunjungan delegasi dari University of Hawai‘i dalam rangka mempererat kerja sama riset pada bidang komoditas kemiri. Pertemuan ini berlangsung pada pukul 10.00 WITA di Ruang Rektor, Lantai 8 Gedung Rektorat, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Kamis (17/04).

Delegasi University of Hawai’i adalah peneliti pada Hawaii Natural Energy Institute (Prof. Scott Q. Turn, PhD) dan Postdoctoral Researcher of Hawai University (Darshi Banan, PhD). Keduanya didampingi oleh peneliti Indonesia, Wendy Aritenang, Ir. MSc., DIC., Ph.D., IPU.

Dalam pengantarnya, Rektor Unhas menyampaikan apresiasi atas kunjungan delegasi University of Hawai’i. Rektor juga menjelaskan keterlibatan Unhas dalam berbagai konsorsium riset, baik pada tingkat nasional maupun internasional.

“Unhas sangat menyambut baik kerja sama ini. Kami yakin ini akan memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan yang berkelanjutan,” ujar Prof. JJ.

Prof. Scott Q. Turn menyampaikan maksud kedatangannya untuk mengembangkan kemiri sebagai bahan baku bahan bakar penerbangan dengan konsep berkelanjutan atau Sustainable Aviation Fuel (SAF). Produk ini merupakan biofuel alternatif yang dapat menggantikan avtur sebagai bahan bakar pesawat konvensional. Pemanfaatan SAF dapat mengurangi emisi karbon secara signifikan, mengingat sektor penerbangan menyumbang emisi yang cukup besar.

“Di Hawaii, kami telah mengembangkan bahan bakar penerbangan yang berkelanjutan secara lokal. Melihat potensi kemiri yang ada di Sulawesi, kami sangat tertarik untuk bekerja sama dalam riset lebih lanjut terkait kemiri sebagai bahan baku SAF,” ungkap Prof. Turn.

Ir. Wendy Aritenang, M.Sc., DIC., Ph.D., IPU, menambahkan bahwa kemiri merupakan komoditas lokal yang memiliki potensi besar. Selain bernilai ekonomi tinggi, tanaman kemiri juga ramah lingkungan dan bisa ditanam di lahan-lahan marginal.

“Kemiri tidak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, tetapi juga dapat menjadi solusi ramah lingkungan. Integrasi sektor pertanian, kehutanan, dan energi terbarukan ini diharapkan mampu memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan nilai ekonomi komoditas lokal,” ungkap Wendy.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan diskusi yang membahas langkah strategis, yaitu dimulai dengan implementasi penanaman kemiri di kawasan hutan pendidikan Unhas. Diskusi juga mencakup penyusunan strategi riset lanjutan serta dukungan kebijakan untuk mengintegrasikan hasil riset dengan praktik di lapangan.

Comment