14 Mahasiswa PBA UIN Alauddin Makassar Jadi Instruktur Kampung Bahasa Arab di Bantaeng

MEDIAWARTA, MAKASSAR – Sebanyak 14 orang mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab (PBA) menjadi instruktur kegiatan pendampingan pembelajaran atau perkampungan Bahasa Arab di Kabupaten Banateng, tepatnya di Pondok Pesantren DDI Mattoanging.

Kegiatan perkampungan Bahasa Arab ini dilaksanakan Prodi PBA selama empat hari, Rabu-Sabtu, 8-11 Mei 2024.

Mereka yang menjadi instruktur yakni, Jamaluddin dan Nurul Faudziah T menjadi Perwakilan Angkatan 2020 yang bertindak sebagai Koordinator Instruktur. Sementara itu di Angkatan 2021 ada Muhammad Amin Ishaq, Muh Ridwan, Miftahul Jannah, Muhammad Qadri Al-Fathsi, Magfirah Rahmadani, Muhammad Ahmad dan Wiwi Fadriani. Untuk Angkatan 2022 ada Sri Redjeki Nawir, Dzulfahmi Nasrullah, Rizkiyah, Muhammad Abduh dan Bakriatul Husna.

Mereka mendapat apresiasi dari pimpinan Prodi PBA karena sukses mendampingi santri dan santriwati Ponpes DDI Mattoanging dalam pembelajaran Bahasa Arab.

“Apresiasi setinggi-tingginya kepada para instrukstur yang telah Ikhlas meluangkan waktunya dalam membimbing para Santri/santriwati mulai dari awal kegiatan sampai dengan penghujung acara di malam ramah tamah,” kata Ketua Prodi PBA, Dr Rappe M Pd I.

Begitu juga disampaikan Dr Azizul Hakim, M Pd I, Selaku Sekretaris Prodi PBA mengucapkan Terima kasih kepada mahasiswa yang tergabung dalam Tim Pendampingan Pembelajaran Bahasa Arab Prodi PBA di Pesantren DDI Mattoanging Bantaeng, mulai dari Tim Teknis, Koordinator Musyrif dan Musyrifah, beserta instruktur (musyrif-musyrifah) tiap kelompok peserta.

“Walaupun rata-rata masih tergolong instruktur baru tapi sudah bisa  bersinergi dengan baik membangun kerjasama dan chemistry untuk satu tujuan yaitu membangun kecintaan santri terhadap bahasa Arab dan menghidupkan nuansa berbahasa Arab di lingkungan Pondok, Sukses untuk kalian semua wa Baarakallaahu fiykum tamaam al-Mubaarakah,” ungkapnya.

Kemudian, Jamaluddin selaku Kordinator Instruktur mengatakan kegiatan pendampingan pembelajaran Bahasa Arab ini seharusnya sering dilakukan di berbagai pondok pesantren, apalagi jika pesantren tersebut belum terlalu aktif menggunakan Bahasa Arab sebagai Bahasa sehari-hari.

“Dengan adanya program ini akan terlihat semangat dan antusias dari para santri dan santriwati dalam belajar bahasa Arab. santri dan santriwati yang belum memiliki kosa kata yang cukup  atau bahkan tidak memiliki menjadi memiliki kosa kata yang memadai untuk bercakap sehari-hari,” tutup Ketua Umum Al-Wahyu periode 2022-2023 itu.

Comment