Berita Foto: Pertamina Bangun Ekonomi Hijau Berkelanjutan di Makassar dari Limbah Rumah Tangga

Kelompok Wanita Tani Bahari Sigalu bersama Pendamping CSR PT Pertamina Patra Niaga Community Development Officer, panen Selada di Kelurahan Tamalabba, Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, Rabu (16/7/2025).

MEDIAWARTA, MAKASSAR — Di Kelurahan Tamalabba, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, derap langkah perubahan kini terdengar dari lorong-lorong kecil di kompleks TNI AL Dewa Kembar. Di antara tumpukan ember, kolam ikan Lele, dan kotak-kotak maggot, lahir kisah tentang warga yang menata ulang kehidupannya, bukan dengan kemewahan, tapi dengan kesungguhan dan ilmu.

Pertamina melalui program Desa Energi Berdikari menghidupkan kembali semangat mandiri warga lewat pengelolaan sampah rumah tangga menjadi energi berkelanjutan. Dari dapur yang dulu hanya menghasilkan limbah, kini lahir sumber daya baru: pakan lele, pupuk kompos, dan tenaga listrik ramah lingkungan.

Di sebuah ruangan sempit berukuran tiga kali lima meter, ribuan maggot tampak menggeliat di atas campuran dedak dan sisa makanan rumah tangga.

Selama empat puluh hari, larva-larva ini bekerja tanpa henti, mengurai sampah organik menjadi bahan bernilai guna tinggi. Dari proses alami inilah terbentuk pakan ternak untuk ikan lele dan ayam, juga pupuk kompos untuk kebun sayur di sekitar pemukiman.

Lebih dari dua ratus rumah kini berpartisipasi dalam gerakan ini. Setiap pekan, gerobak sederhana bernama To’sar Link, bantuan CSR Pertamina Patra Niaga Sulawesi, berkeliling menjemput sampah dapur warga.

Dari kegiatan kecil itu, terkumpul ratusan kilogram limbah organik yang kemudian diolah di Tamalabba Organic Center (TOC) oleh kelompok Bio Urban, binaan Pertamina.

Tak jauh dari lokasi itu, para ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Bahari Sigalu menata kebun mini yang rimbun oleh selada, cabai, tomat, dan pisang cavendish.

Di lahan sempit yang dulu dipenuhi sampah, kini tumbuh hijau kehidupan.
Air dari kolam lele mengalir menyuburkan tanaman, sementara pakan ikan berasal dari maggot hasil olahan TOC. Siklus sempurna antara alam dan manusia tercipta, saling memberi, saling menghidupi.

Di bawah pancaran sinar matahari, panel surya berkapasitas 8.400 kWh berdiri tegak di sudut kawasan.

Tenaga listrik dari matahari itu digunakan untuk menyalakan pompa air, sistem aerasi kolam lele, dan penerangan malam hari. Energi bersih ini menjadi tulang punggung seluruh kegiatan, dari budi daya maggot hingga panen kebun.

Kini, setiap panen menghasilkan sekitar 100 kilogram ikan lele yang dijual dengan harga Rp20.000 per kilogram kepada warga sekitar. Sementara kebun selada mampu menghasilkan hingga 30 kilogram setiap 40 hari, dipasok ke penjual burger dan pengepul sayuran segar di Makassar. Pendapatan tambahan ini memberi napas baru bagi keluarga-keluarga di sekitar, sekaligus menghadirkan wajah baru bagi lingkungan mereka.

Perubahan ini lebih dari sekadar ekonomi, dulu halaman rumah penuh sampah, sekarang hijau dan bersih. warga belajar bahwa apa yang mereka buang, kalau dikelola dengan benar, bisa jadi rezeki.

Inisiatif warga yang tumbuh dari dukungan Pertamina Patra Niaga ini membentuk rantai kehidupan yang berkelanjutan, dari maggot ke lele, dari sampah ke pupuk, dari limbah menjadi penghidupan.

Sebuah bukti bahwa energi tidak hanya lahir dari mesin dan kilang, tetapi juga dari tangan-tangan sederhana yang percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari rumah sendiri.

Foto/Teks: Masyudi Firmansyah/Mediawarta

Comment