MEDIAWARTA.COM, KENDARI – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, kembali dilaksanakan secara virtual pada 18 November 2021 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Pembahasan tema kali ini adalah “Merintis Bisnis Kuliner Daring”.
Program kali ini menghadirkan 647 peserta empat narasumber yang terdiri dari Marketing Digital, Irwan Junaedi; Mahasiswa/Pemengaruh, Hafiid Pratama; Pegiat Literasi, Yenti Rositasari; dan Pegiat Literasi, Mursyid. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Febriana Stevani selaku spesialis komunikasi. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, sesi pemaparan diawali dengan presentasi dari Irwan Junaedi yang membawakan materi kecakapan digital dengan tema “Literasi Digital di Dunia Lokapasar”. Menurut dia, kemajuan teknologi di bisnis kuliner ditambah situasi pandemi yang membatasi aktivitas fisik, membuat layanan food delivery kian marak. “Bagi yang hendak terjun di usaha kuliner daring ini, wajib melakukan riset produk dan pasar terlebih dahulu, presentasikan produk secara menarik lewat beragam media sosial, serta manfaatkan endorse, testimonial, dan iklan berbayar,” jelasnya.
Hafiid Pratama selaku narasumber kedua menyampaikan materi etika digital berjudul “Merintis Bisnis Kuliner Daring”. Ia mengatakan, dalam berbisnis daring, kelola usaha dengan baik serta terarah, jaga kredibilitas dan jalankan strategi pemasaran yang sesuai. “Bangun merek bisnis berlandaskan kejujuran, keramahan, kreasi, inovasi, dan pelayanan yang maksimal,” pesannya.
Sebagai pemateri ketiga, Yenti Rositasari membawakan tema budaya digital tentang “Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Menurut dia, dalam dunia kuliner daring, bahasa digunakan sebagai sarana untuk ekspresi, komunikasi, sosial, dan deskripsi. Penggunaanya secara baik dan benar akan menghindari kesalahpahaman akibat perbedaan tafsir, budaya, maupun lingkungan sosial. “Biasakan diri berbahasa dengan baik dan benar serta waspada dan sadarilah efek atau dampak atas apa yang kita sampaikan,” ajaknya.
Adapun Mursyid, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema keamanan digital mengenai “Tips dan Trik Menghindari Penipuan Daring”. Ia mengatakan, beragam jenis penipuan daring di bidang bisnis kuliner bisa berupa penipuan data pribadi maupun data usaha, pencurian identitas bisnis, rekayasa sosial, scam, serta penipuan transaksi akibat lemahnya sistem pembayaran dan platform yang digunakan. “Untuk menghindarinya, manfaatkan fitur aplikasi atau platform penjualan seperti fitur enkripsi End-to-End, pengecekan login aktif, Time Stamp, transaksi otomatis, layanan perlindungan data, maupun pengaturan keamanan lainnya,” pesannya.
Setelah pemaparan materi, webinar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Febrina Stevani. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik masing-masing senilai Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Salah satu pertanyaan menarik peserta diantaranya tentang bagaimana cara menerapkan etika digital yang baik agar warganet kita tak lagi menyandang predikat warganet paling tak sopan. Narasumber menjelaskan bahwa berkacalah pada negara lain di mana warganya etis berinternet, tingkatkan literasi digital, dan gunakan bahasa yang baik dan benar supaya kita tak terjebak dalam ketidaksopanan di dunia maya.
Comment