Tarikan Mesin DOHC Honda, Seng Ada Lawan!

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Memiliki kendaraan yang cepat seperti rider MotoGP, tentunya menjadi dambaan bagi konsumen. Berbekal keinginan dari para konsumen maupu pecinta sepeda motor, berbagai fitur dan teknologi diciptakan pabrikan sepeda motor guna menunjang kecepatan berkendara para ridernya.

Dulu, mungkin sepeda motor dianggap sebagai alat transportasi saja, dengan teknologi kepala silinder mesin masih sebatas overhead valve (OHV). Saat itu, penempatan camshaft berada di bawah katup dan tidak efisien.

Namun seiring berjalanya waktu, fungsi sepeda motor berubah menjadi kebutuhan penunjang kerja. Oleh karena itu, teknologi sepeda motor juga semakin berkembang menjadi SOHC dengan posisi camshaft di bawah menjadi di atas.

Hal tersebut dijelaskan Sales Supervisor Astra Motor Center Makassar, Stefanus Fredy Hartoko kepada MediaWarta.com di Makassar, Senin (18/7/2016).

Menurut Fredy, di era milenium yang semakin berkembang seperti saat ini, fungsi sepeda motor juga berubah menjadi simbol identitas pribadi dan kesuksesan, sehingga memicu kehadiran teknologi terbaru DOHC.

“Tentunya, bagi sebagain konsumen masih awam membedakan mesin DOHC dan mesin SOHC. Bahkan, mungkin ada konsumen menganggap SOHC sebagai teknologi baru, padahal sebenarnya kuno,” bebernya.

Seperti apa penjelasannya, Fredy memaparkan perbedaan antara mesin DOHC dan SOHC. “SOHC  merupakan mesin yang menggunakan satu camshaft atau yang bisa dikenal dengan ‘noken as’. Jadi, setiap silinder terdapat satu noken as dengan dua katup, yaitu katup isap (intake valves) yang mempunyai fungsi ganda, mengisap campuran udara dan bahan,” urainya.

Kinerja mesin SOHC, sebut Fredy, jauh lebih berat lantaran kinerjanya ganda, mesin bekerja lambat, menyebabkan sepeda motor kurang maksimal dalam track lurus. Kebanyakan sepeda motor kompetitor selain Honda masih menggunakan teknologi SOHC.

Sementara, DOHC adalah camshaft yang mempunyai over head double atau lebih. “Jelasnya, mesin yang dalam satu piston mempunyai dua pasang over head. Sehingga, totalnya mesin mempunyai empat klep dan ini lebih banyak dibandingkan SOHC,” ulasnya.

Fredy menambahkan, dua klep berfungsi mengatur masukan bahan bakar dan dua klep lainnya mengatur keluaran gas buang yang menuju knalpot. “Dengan DOHC, kinerja mesin efektif dan ringan, sehingga motor dapat melaju jauh lebih kencang,” paparnya.

Ia mencontohkan, sepeda motor sport Honda sudah menggunakan teknologi DOHC seperti Sonic, GTR 150, CB150, dan CBR150. “Tentunya, dengan menggunakan mesin DOHC, rider dapat mencapai Top Speed yang lebih dibandingkan mesin SOHC,” imbuhnya.

Lantas, apa perbedaan SOHC dan DOHC. Fredy memaparkan, hal yang membedakan antara SOHC dan DOHC terletak pada jumlah overhead camshaft di dalamnya.

“SOHC atau single over head camshaft memiliki satu overhead (noken as) yang di dalamnya terdapat dua klep untuk masukan gas (intake) dan buangan gas (exhaust). Sementara, DOHC atau double over head camshaft memiliki dua noken as yang masing-masing melayani dua klep untuk intake dan exhaust di setiap nokennya. Sepeda motor yang menggunakan mesin SOHC, napas tarikan sangat pendek sehingga susah untuk mencapai Top Speed. Penyebabnya, sepeda motor tidak kencang dan lambat. Sementara, pada motor yang menggunakan mesin DOHC akan bekerja jauh lebih baik, tarikan panjang dan sepeda motor dapa tmelaju dengan kecepatan maksimun,” imbuhnya.

Pembuktian kualitas teknologi DOHC, bahas Fredy, disampaikan langsung para rider Indonesia, pada saat Jelajah Ekspedisi Nusantara II 2014 menggunakan Honda CB150 Streetfire.

Menurutnya, hal itu juga langsung disampaikan salah seorang peserta dari Honda Bogor StreetFire Club, Sandy Gita dan peserta turing asal Palembang dari Honda Streetfire Owners, Pujo Mulio.

“Dengan 6 speed yang dimiliki CB150R StreetFire, memang membuat sepeda motor ini kencang,” puji Sandy.

Senada, Pujo mengungkapkan kekagumannya yang luar biasa terhadap kinerja Honda yang menggunakan mesin DOHC. “Saya bisa tembus 148 kilometer per jam, dengan kondisi sepeda motor tetap stabil,” lontarnya.

Ia menambahkan, mesin sepeda motor Honda sangat responsif, tidak hanya di putaran bawah, tetapi tenaga mesin tengah ke atasnya juga terasa. Apalagi, saat posisi saya berada di tikungan dengan jalan menanjak, cukup menggantung RPM. Ketika gas dipelintir lagi, tenaganya tidak berkurang,” seru Pujo.

Dari pemaparan yang dibahas Fredy, memang dapat terlihat jelas perbedaan mesin yang digunakan Honda dibandingkan kompetitornya. Inilah sebabnya mengapa Honda selalu leading terhadap produk roda dua pesaingnya.

Sehingga, kalau ada adagium yang mengatakan: “Honda, seng ada lawan!” itu bukan tanpa makna.

Effendy Wongso/Foto: Effendy Wongso

Comment