Masyarakat Terliterasi, Hoaks Tereliminasi

MEDIAWARTA.COM, WAKATOBI – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 19 Juli 2021 di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Bersama Lawan Kabar Bohong”. 

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari dosen Universitas Multimedia Nusantara, Kabupaten Tangerang, Banten, Utami Diah Kusumawati, Content Creator Sulawesi Azmir Arif Arafian , Kepala Kantor Bahasa Provinsi Sultra Dr Herawati, dan pegiat literasi Kota Kendari Zainal A Ishaq. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Fadel Karnen selaku “podcaster”. Sebanyak 1.295 peserta ikut meramaikan webinar kali ini. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

Pemateri pertama adalah Utami Diah Kusumawati yang membawakan materi “Digital Skill: Memahami Informasi, Identitas, & Jejak Digital”. Menurut dia, dalam aktifitas di dunia maya jangan sampai meninggalkan rekam jejak negatif karena akan merugikan kredibilitas di masa depan. Kewaspadaan menjadi penting untuk diperhatikan dalam setiap aktifitas di internet. 

Berikutnya, Azmir Arif Arafian menyampaikan materi “Digital Ethics: Apakah Anda Tahu Dampak Penyebaran Berita Hoaks?”. Ia mengatakan, berita yang sepenuhnya bohong, berita dengan judul heboh tapi berbeda dengan isinya, maupun berita benar dalam konteks menyesatkan bisa meresahkan dan merugikan masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi maupun politik.

Sebagai pemateri ketiga, Herawati membawakan tema “Digital Culture: Cerdas Berpendapat di Dunia Digital”. Menurut dia, harus disadari adanya UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dapat menjerat kita jika tak bisa mengontrol diri dalam berinteraksi di dunia maya. Peningkatan budaya literasi dalam masyarakat kita akan menentukan vitalitas budaya bangsa.

Adapun Zainal A Ishaq, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema “Digital Safety: Internet Sehat dan Prinsip Dasar Keamanan Digital”. Menurut dia, untuk dapat menciptakan kehidupan internet yang sehat, kita harus cerdas, kritis, menghindari fanatisme buta dan tidak mudah termakan hoaks.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Antusiame para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber dihargai panitia dengan memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.

Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. Salah satu pertanyaan menarik yang dikemukakan peserta diantaranya adalah tentang bagaimana etika yang baik dalam berkomentar. Narasumber menjelaskan bahwa etika-etika tersebut diantaranya menghindari komentar yang provokatif dan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dengan menggunakan bahasa yang jelas, sopan, menghargai orang lain.

Comment