OJK: Pertumbuhan Perbankan Sulsel Juni 2025 Melambat, NPL Terkendali di 2,99 Persen

MEDIAWARTA,-Kinerja perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan per Juni 2025 mencatat pertumbuhan positif, meskipun laju pertumbuhan melambat dibandingkan periode sebelumnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), total aset perbankan di wilayah ini tumbuh 5,90% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp207,33 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 7,73% menjadi Rp141,69 triliun.

Namun, laju pertumbuhan kredit mengalami perlambatan cukup signifikan. Kredit perbankan Sulsel hanya tumbuh 3,89% yoy menjadi Rp167,47 triliun, turun dari capaian pertumbuhan di periode sebelumnya.

Meski demikian, kualitas kredit terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) pada level 2,99%, yang masih dalam batas aman.

Hal tersebut disampaikan Kepala OJK Sulselbar, Mochlasin, pada kegiatan jurnalis update yang dilaksanakan OJK Sulselbar, Jumat (15/8/2025).

“Pertumbuhan kredit memang mengalami perlambatan, namun kondisi ini masih dalam kategori sehat. NPL kita terkendali di 2,99%,” ujar Mochlasin di hadapan para jurnalis.

OJK Sulselbar mencatat Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di wilayah ini berada pada angka tinggi, yaitu 120,30%.

Angka ini menunjukkan fungsi intermediasi perbankan berjalan optimal, meskipun terdapat potensi tekanan likuiditas jika DPK tidak tumbuh seiring penyaluran kredit.

“LDR yang tinggi menandakan dana masyarakat tersalurkan maksimal ke sektor produktif, tetapi kita tetap mengimbau bank untuk menjaga likuiditas,” imbuh Mochlasin.

Tren historis memperlihatkan NPL perbankan Sulsel relatif stabil dalam lima tahun terakhir, dengan sedikit kenaikan dari 2,70% pada Maret 2025 menjadi 2,99% di Juni 2025.

Sementara itu, LDR menunjukkan kecenderungan tetap tinggi, mengindikasikan tingginya proporsi dana yang disalurkan menjadi kredit.

Mochlasin menegaskan, meski indikator kesehatan perbankan tetap positif, perbankan perlu terus menjaga kualitas kredit, dan mengantisipasi perlambatan pertumbuhan, di tengah tantangan ekonomi global maupun domestik.

“Kami berharap perbankan tetap selektif dalam penyaluran kredit, menjaga kualitas portofolio, dan memperkuat manajemen risiko,” tutup Mochlasin

Comment