BPOM di Bawah Taruna Ikrar Masuki Tahap Transformasi Ketiga, Dorong Ekspor dan Ekonomi Global

MEDIAWARTA, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di bawah kepemimpinan Prof. Taruna Ikrar memasuki tahap transformasi ketiga (T3) dengan fokus pada kontribusi nyata bagi ekonomi nasional dan global.

Setelah sebelumnya menjalankan pengawasan farmasi (T1) serta farmasi dan makanan (T2), kini BPOM memperluas perannya sebagai penggerak diplomasi pangan dan pendorong ekspor.

Salah satu pencapaian penting adalah kesepakatan dengan Saudi Food and Drug Authority (SFDA), yang membuka peluang lebih besar bagi produk perikanan Indonesia menembus pasar Arab Saudi.

Pada 2024, ekspor perikanan tercatat mencapai 22 ribu ton dengan nilai 91 juta USD, ditopang oleh 69 Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah mendapat persetujuan SFDA.

Prof. Taruna Ikrar menegaskan kerja sama ini bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga amanah untuk bangsa.

“Dengan jaminan mutu dan keamanan, kita ingin nama Indonesia semakin harum di pasar internasional,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya sinergi Academic, Business, Government (ABG) untuk memperkuat daya saing pangan nasional.

CEO SFDA, Prof. Hisham Aljadhey, mengapresiasi konsistensi Indonesia menjaga kualitas produk.

“Indonesia telah menunjukkan komitmen luar biasa dalam standar keamanan pangan. Kami percaya produk perikanan Indonesia akan semakin diterima luas di Arab Saudi,” katanya.

Hal ini sekaligus mempererat hubungan ekonomi, budaya, dan spiritual dengan negara tujuan jutaan jamaah haji dan umrah asal Indonesia.

Bagi pelaku usaha, langkah BPOM memberi dampak nyata. Ahmad Santoso, pengusaha ikan asal Jawa Timur, menilai kebijakan ini membuka peluang baru bagi UMKM.

“Ini bukan sekadar bisnis, tetapi tentang masa depan keluarga kami,” tuturnya.

Dengan transformasi T3, BPOM hadir tidak hanya sebagai pengawas, tetapi juga motor pertumbuhan ekonomi yang membawa keberkahan bagi rakyat Indonesia.

Comment