Manfaatkan Lebih Banyak Lokapasar dalam Berbisnis Daring

MEDIAWARTA.COM, POSO – Sebanyak 784 peserta mendaftarkan dirinya untuk mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 19 November 2021 di Poso, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Merintis Bisnis Kuliner Daring”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Penulis dan Peneliti Dian Ikha; Dosen Astri Dwi Andriani; Peneliti Anwar Sadat; dan Kreator Konten Deya Oktarissa. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Comm Specialist Debi Glenn. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 orang peserta.

Acara dimulai dengan sambutan berupa video dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. “Infrastruktur digital tidak berdiri sendiri. Jadi, saat jaringan internet sudah tersedia, harus diikuti dengan kesiapan-kesiapan pengguna internetnya agar manfaat positif internet dapat dioptimalkan untuk membuat masyarakat semakin cerdas dan produktif,” kata Presiden. 

Dian Ikha membuka webinar dengan paparan “Peran Literasi Digital di Dunia Marketplace”. Menurut dia, literasi digital akan membantu memahami risiko dan menjaga keamanan diri saat bertransaksi di luar platform lokapasar. Dian juga menegaskan pentingnya membudayakan membaca dan mempelajari secara keseluruan dan detail agar tidak merugi. 

Beranjak ke pembicara kedua, Deya Oktarissa menyampaikan materi berjudul “Pengetahuan Dasar dan Aturan Usaha Online”. Dalam berjualan daring, Deya mengingatkan untuk tidak mengedit foto produk secara berlebihan sehingga tidak sesuai kenyataan. Begitu juga dengan kuliner, deskripsikan dengan jelas dan detail terkait bahan dan isi agar konsumen tidak kecewa. 

Astri Dwi Andriani melanjutkan paparan dengan presentasi berjudul “Jaga Bersama Ruang Digital Kita”. Dia mengatakan, generasi muda harus cakap digital dan anti hoaks. “Internet tidak selalu benar, jadi baca berita dari sumber kredibel sebelum membagikan informasi,” tandasnya.

Adapun Anwar Sadat sebagai pemateri pamungkas menyampaikan tema mengenai “Aman Transaksi Digital”. Dia menyarankan untuk menyimpan bukti transaksi daring mulai dari formulir pemesanan, bukti transfer, riwayat percakapan termasuk email. “Semua data bisa menjadi bukti kalau ada masalah untuk menggugat. Selain itu, minta resi pengiriman,” ujarnya. 

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusiasme dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih. Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi. 

“Mengapa saat ini kita tergantung marketplace, sedangkan pemerintah tidak menekankan untuk membuat website sendiri. Jika reputasi marketplace turun, toko online akan ikut sepi?”, tanya Emilia Rahma, salah satu peserta kegiatan Literasi Digital. Menurut Dian Ikha, membuat website itu tidak gratis dan harus punya tim untuk mengunggah konten. “Ini membutuhkan modal besar, karena jika tidak rutin mengunggah toko akan sepi. Sebagai penjual sebaiknya tidak hanya bergantung pada satu marketplace saja dan melakukan diversifikasi promosi seperti menggunakan media sosial,” saran dia. 

Comment