MEDIAWARTA, MAKASSAR – Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan melaporkan kinerja APBN regional hingga 31 Oktober 2024 dalam konferensi pers yang digelar secara daring. APBN berhasil menunjukkan kinerja positif di tengah tantangan global, mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil di Sulawesi Selatan.
Sulawesi Selatan mencatatkan laju pertumbuhan ekonomi yang solid hingga Kuartal III 2024. Secara q-to-q, pertumbuhan mencapai 3,30%, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 1,50%. Sementara itu, tingkat inflasi sebesar 1,55% (yoy) mencerminkan keberhasilan pengendalian harga, berada dalam rentang target 3%±1.
Pada Oktober 2024, neraca perdagangan Sulsel mencatatkan surplus sebesar 50,93 juta USD, dengan ekspor utama berupa Fero-Nikel yang tumbuh 30,8% (yoy). Jepang dan Cina tetap menjadi mitra dagang terbesar. Meski ada penurunan pada komoditas Mate Nikel, ekspor melalui Kawasan Berikat mencapai 479,4 juta USD, menunjukkan peran besar sektor industri berorientasi ekspor.
Realisasi pendapatan APBN Sulsel hingga Oktober 2024 mencapai Rp14,02 triliun, meningkat 7,95% dibanding tahun lalu. Penerimaan pajak mendominasi dengan kontribusi Rp10,67 triliun, meski sektor PPN dan pajak lainnya menghadapi tekanan. Penerimaan Bea dan Cukai tumbuh signifikan, terutama dari Bea Keluar Kakao yang meningkat 145,57% (yoy).
Belanja APBN Sulsel mencapai Rp45,59 triliun atau 78,57% dari pagu. Belanja sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 28% (yoy), sementara belanja modal menunjukkan kontraksi. Transfer ke daerah terealisasi sebesar Rp27,20 triliun, memberikan dukungan signifikan pada pembangunan infrastruktur dan persiapan Pemilu 2024.
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mencapai Rp14,55 triliun, dengan sektor pertanian dan perdagangan sebagai penerima utama. Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) juga mengalami pertumbuhan, memperkuat usaha kecil di Sulawesi Selatan. Langkah-langkah penghapusbukuan piutang negara bagi UMKM turut membantu memperluas akses pembiayaan.
Meskipun dinamika global menimbulkan tantangan, APBN Sulsel tetap menjadi motor penggerak stabilitas ekonomi regional. Dengan konsumsi yang terjaga, inflasi terkendali, dan surplus neraca perdagangan yang berlanjut, pemerintah optimistis menghadapi sisa tahun 2024 dengan kinerja yang lebih baik.
Laporan ini menegaskan peran strategis APBN sebagai shock absorber dalam menghadapi risiko global, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Sulawesi Selatan.
Comment