Arti Cadar Merah Pengantin Wanita Tionghoa

CADAR - Pada pesta pernikahan tradisional Tionghoa, pengantin wanita sering terlihat memakai cadar untuk menutupi wajahnya.

MEDIAWARTA.COM – Dalam film-film Mandarin jadul, Anda tentu tidak asing saat menyaksikan scene atau adegan seremoni pernikahan. Selain tradisi khas Tiongkok, seperti musik tradisional, ada satu yang selalu ada dan tidak pernah lepas, yakni cadar merah pengantin wanita.

Pada pesta pernikahan tradisional Tionghoa, pengantin wanita sering terlihat memakai cadar untuk menutupi wajahnya. Cadar itu biasanya terbuat dari sutra dan berwarna merah.

Tradisi pengenaan cadar merah pada pengantin wanita ini berasal dari masa Dinasti Utara dan Selatan, di mana pada masa itu petani wanita mengenakan kain pelindung kepala untuk melindungi diri dari terpaan angin atau panasnya matahari ketika sedang bekerja di ladang.

Mulanya, kain itu dapat berwarna apa saja, yang penting mampu menutupi bagian atas kepala. Kebiasaan ini lambat laun menjadi sebuah tradisi. Pada awal Dinasti Tang, kain tersebut menjadi sebuah cadar panjang hingga ke bahu, dan tidak lagi hanya dipakai petani wanita.

Pada saat pemerintahan Kaisar Li Jilong dari Dinasti Tang, ia membuat keputusan semua pembantu wanita istana harus mengenakan cadar untuk menutupi muka. Tidak lama kemudian, kebiasaan tersebut menjadi sebuah tradisi.

Lama kelamaan, kebiasaan memakai cadar diterapkan pada pesta pernikahan. Pemakaian cadar pada pengantin wanita, juga bertujuan agar kecantikan pengantin wanita tidak menjadi perhatian pria lain. Apalagi, kala itu pengantin pria ingin agar pengantin wanitanya terlihat anggun.

Pengantin wanita menerima pemakaian cadar itu untuk menunjukkan kesetiaan kepada pengantin pria. Sejak masa Lima Dinasti (Later Jin), pemakaian cadar menjadi kewajiban pada setiap pesta pernikahan. Warna cadar itu selalu merah yang menyimbolkan kebahagiaan.

Comment