Sulsel Gagal Masuk Program 10 “Bali Baru”

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Sulsel tidak masuk dalam daftar program Kementerian Pariwisata yang akan menciptakan 10 destinasi wisata baru menandingi Pulau Dewata Bali. Sejumlah pelaku industri pariwisata, menyampaikan kekecewaannya ketika Menteri Pariwisata, Arief Yahya yang merilis 10 destinasi baru, dan tak satu pun destinasi yang berasal dari Sulsel.

Hal ini seperti dikeluhkan salah satu Pengurus Badan Promosi Pariwisata Makassar (BP2M), Iin Madjid dalam sebuah grup diskusi sosial media. “Saya sudah pernah melihat persentase ini di Cengkareng. Tetapi, tak ada satu pun dari Sulsel. Ini menandakan pariwisata Sulsel gagal,” keluh Pemilik Yayasan Anging Mammiri (Yama) ini, saat menanggapi foto persentase Menteri Pariwisata yang diposting Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Makassar, Kwandy Salim dalam grup diskusi WA.

Padahal, sejumlah destinasi di Sulsel seperti keindahan Pantai Bira di Bulukumba, Taman Laut Takabonerate di Selayar, dan keindahan pulau-pulau lain di Pangkep memiliki potensi yang tidak kalah jauh dibandingkan objek bahari yang dirilis Kemenpar RI.

“Mau dibawa kemana pariwisata Sulsel, jika Disbudpar Provinsi sebagai leading sektor tidak mampu memperjuangkan destinasinya sendiri ke pusat,” ujar Iin.

Rencananya, program tersebut untuk menggenjot pencapaian target 12 juta wisatawan dalam kurun empat tahun.

Ke-10 destinasi wisata tersebut, meliputi Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Bromo-Tengger-Semeru, Kepulauan Seribu, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang.

Menteri Pariwisata memprediksi bila target tersebut tercapai, maka negara akan mendapat tambahan 10 miliar dolar AS.

Sementara itu, Presiden RI, Joko Widodo, menyebut pertumbuhan pariwisata di Indonesia pada 2015 mencapai 7,2 persen. Angka tersebut, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan sektor pariwisata di negara lain yang hanya mencapai 4,4 persen. Akselerasi sektor pariwisata dinilai dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Comment