Tradisi Sembahyang Po Un

PO UN - Salah satu ibadah yang dilaksanakan umat setiap tahun adalah sembahyang Po Un. Po Un merupakan tradisi sejak ribuan tahun yang telah dijalani orang Tionghoa di Tiongkok.

MEDIAWARTA.COM, MAKASSAR – Klenteng Xian Ma di daerah Pecinan Makassar, Jalan Sulawesi, pagi hingga siang marak dikunjungi warga Tionghoa. Mereka pergi ke sini untuk melaksanakan ibadah sembahyang.

Salah satu ibadah yang dilaksanakan umat setiap tahun adalah sembahyang Po Un. Sesungguhnya sembahyang Po Un merupakan tradisi sejak ribuan tahun silam yang telah dijalani orang-orang Tionghoa semasa daratan Tiongkok masih berbentuk kerajaan.

Dalam ritual religi ini, umat di vihara memohon keberutungan nasib setiap tahunnya. Hal ini sesuai dengan arti Po Un, di mana Po berarti melindungi dan Un berarti nasib.

Di kalangan Tionghoa, mereka tidak ingin melewatkan ritual religi ini. Tradisi yang berlangsung sekali dalam setahun ini telah mendarah daging di kalangan warga Tionghoa. Salah satu yang menyelenggarakannya adalah Klenteng Xian Ma yang merupakan tempat ibadah tertua di Makassar.

Ketika Laotzu atau pemimpin ritual membacakan doa atau mantra, suasana menjadi khusyuk. Apalagi doa tersebut disampaikan dengan cara dilantunkan, yang dianggap sebagian besar warga merupakan mantra sutra Keng.

“Sembahyang Po Un merupakan doa memohon kepada Sang Buddha (Yao Shi Fo) dan Dewi Guan Yin agar dalam satu tahun ke depan diberikan keberkahan, keselamatan, keberuntungan, perlindungan serta kebahagian bagi seluruh keluarga yang sembayang Po Un pada tahun Imlek shio Kuda ini,” ungkap Bendahara Yayasan Vihara Istana Naga Sakti Klenteng Xian Ma, Kadir Jusuf Gunawan kepada MediaWarta.com, saat ditemui di Kantor Klenteng Xian Ma, Jalan Sulawesi, Jumat (18/3).

Menurutnya, tidak semua vihara atau klenteng melaksanakan sembahyang Po Un. Penyelenggaraanya bergantung keinginan pengurus masing-masing vihara atau klenteng dan banyaknya umat yang akan bersembahyang.

Memang setiap tahunnya ratusan umat selalu hadir untuk melaksanakan sembahyang Po Un. “Yang datang, bukan hanya umat di Makassar, tetapi juga warga dari luar daerah, bahkan luar negeri seperti Tiongkok, Taiwan, dan Hongkong, kadang ikut juga hadir dalam tradisi leluhur ini,” jelasnya.

“Dalam prosesi ritual sembahyang Po Un ini memang dilakukan dengan membaca mantra sutra terlebih dulu yang cukup panjang. Makanya, kami melakukan ritual ini mulai pagi hari hingga siang,” bebernya.

Umumnya Po Un di setiap klenteng, sebut Kadir, hampir sama. “Cuma ada juga yang menambahkan beberapa ritual, namun intinya tetap sama saja,” imbuhnya.

Untuk ritual Po Un, biasanya perlengkapan yang harus disiapkan umat untuk melaksanakan sembahyang ini meliputi dupa atau hio, lilin merah, satu piring kecil buah (biasanya jeruk), satu piring kecil beras, satu piring kecil manisan atau permen, satu bungkus bunga kembang, kostum ritual warna hitam untuk setiap anggota, dan satu set kertas sembayang.

Comment