Kisah Jan Koum, Gelandangan Penemu Aplikasi Whatsapp

MEDIAWARTA.COM – WhatsApp saat ini dikenal sebagai salah satu aplikasi instan messaging yang paling banyak digunakan di dunia. Pendiri WhatsApp, Jan Koum bersama Brian Acton. Namun tahukah Anda di balik kesuksesan WhatsApp, terselip kisah inspiratif penuh perjuangan dari salah satu pendirinya, Jan Koum.

Sebelum Jan Koum menjadi miliarder, ia merupakan gelandangan. Namanya melesat menjadi miliarder baru, ketika aplikasi buatannya Whatsapp dibeli Facebook, dengan harga fenomenal, 16 miliar dolarĀ AS.

Jan Koum berasal dari keluarga keturunan Yahudi. Daerah tempat tinggal Jan Koum sangat memprihatinkan, sebab segala fasilitas sangat terbatas, seperti listrik. Bahkan untuk mandi pun mereka harus mengantri di tempat mandi umum.

Jan Koum hidup serba susah, dengan hanya mengandalkan subsidi dan jatah makan yang diterima dari pemerintah setempat. Tiap hari harus mengantri untuk mendapatkan jatah makan gratis. Tempat tidurnya terkadang beralaskan tanah dan beratapkan langit, bukan di apartemen.

Jan Koum bersama ibunya berjuang keras untuk bertahan hidup. Ibu Jan Koum bekerja sebagai pengasuh anak, dan Koum membantu ibunya dengan menjadi penyapu toko. Itu semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Meskipun demikian, mereka masih sangat kekurangan.

Di sekolah, ia dikenal nakal, sangat susah untuk menyesuaikan diri dan sering terlibat perkelahian. Meskipun begitu, juga merupakan murid yang cerdas, sangat menyukai pemrograman komputer, yang di pelajari secara otodidak dari buku-buku bekas.

Lulus sekolah, kemudian melanjutkan pendidikan di San Jose University. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya kuliah, Jan Koum bekerja sebagai penguji sistem keamanan komputer di Ernst & Young.

Comment