Ada Pintu Kecemasan di MRT Singapura

AMARAN - Salah satu stiker amaran yang ada di setiap MRT Singapura. Beberapa kalimat terdengar lucu karena berbeda persepsi bagi wisatawan Indonesia.

MEDIAWARTA.COM, SINGAPURA – Sistem Mass Rapid Transit (MRT) di Singapura, boleh jadi merupakan cara tercepat untuk berkeliling bagi wisatawan yang mengunjungi Negeri Patung Merlion. Pasalnya, jaringan rel kereta dan stasiun MRT yang tersebar di berbagai wilayah kota memungkinkan masyarakat dapat mengakses daerah-daerah tujuan dengan cepat dan aman.

Bagi wisatawan, dapat membeli tiket untuk sekali jalan. Namun, jika sering menggunakan MRT dan layanan bus standar selama berkunjung di Singapura, belilah Singapore Tourist Pass. Ini adalah kartu isi ulang EZ-link khusus yang memungkinkan perjalanan tanpa batas selama sehari yang hanya dibanderol 10 dolar Singapura atau sekitar Rp 100 ribu.

Saat berkesempatan mengunjungi Singapura, MediaWarta.com sendiri menggunakan moda transportasi tersebut, yang diklaim salah satu terbaik di dunia. Salah seorang petugas loket penjualan Ez-link, Shridevi, yang ditemui di Stasiun MRT Tanah Merah, Sabtu (2/4/2016), mengungkapkan, untuk perjalanan dua hari, pengguna MRT dapat mengisi Ez-link senilai 16 dolar Singapura, dan untuk akses tiga hari dapat mengisi 20 dolar Singapura.

Dari pantauan MediaWarta.com, kartu ini dapat dibeli di Transit Link Ticket Office di stasiun-stasiun MRT, seperti Changi Airport, Orchard, Chinatown, City Hall, Raffles Place, Ang Mo Kio, Harbour Front, Bugis, Lavender, dan Bayfront.

Untuk urusan moda transportasi ideal, memang Singapura tempatnya. Pasalnya, semua kereta dan stasiun di Singapura mudah diakses penyandang disabilitas, seperti pengguna kursi roda dan tunanetra. Begitu juga keluarga yang membawa stroller bayi.

Selain itu, penumpang MRT tidak diperbolehkan makan dan minum, merokok, dan membawa bahan-bahan yang mudah terbakar. Jika melanggar hukumannya sangat berat, yakni denda 500 dolar Singapura hingga 5.000 dolar Singapura.

Saat bepergian menggunakan MRT, ada hal lucu yang ditemui MediaWarta.com. Ini karena stiker peringatan yang tertulis dalam bahasa (Melayu) Singapura yang berbeda dengan bahasa Indonesia.

Bunyinya, “Pintu Keluar Kecemasan Terletak di Kedua Hujung Kereta Api”. Kalau di Indonesia, “kecemasan” yang dimaksud artinya kurang lebih pintu darurat.

 

Comment