Amancio Ortega, Anak Pembantu Jadi Orang Terkaya Ketiga di Dunia

MEDIAWARTA.COM – Mungkin banyak orang belum tahu bahwa Zara, bersama merek-merek lain seperti Massimo Dutti dan Stradivarius, merupakan brand fashion yang berada di bawah payung perusahaan Spanyol bernama Inditex.

Dalam naungan Inditex, ada sekitar 4.500 cabang toko pakaian yang tersebar hampir di seluruh penjuru Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Brazil, jazirah Arab, Jepang dan Argentina.

Dibalik kesuksesan kesuksesanproduk fashion Zara dan Inditex, ada Amancio Ortega di belakangnya. Ia naik peringkat ke-2 orang terkaya di dunia, dan melengserkan miliarder Meksiko, Carlos Slim, yang saat ini berada di peringkat ke-4.

Lihat juga:Bill Gates Droup Out dari Kuliah, Jadi Terkaya di Dunia

Hanya sedikit yang pernah mendengar namanya. Memang, profil Amancio sangat rahasia. Dia menghindari tampil di muka umum, dan menolak semua permintaan wawancara. Sampai tahun 1999, tidak ada foto Ortega yang pernah diterbitkan media di manapun.

Amancio adalah sosok pekerja keras yang hidup penuh dengan kesederhanaan. Itu tergambar dari berbagai gaya hidup dan penampilannya, salah satunya ketidaksukaannya memakai dasi. Konon, terakhir kali Amancio memakai dasi saat melangsungkan acara pernikahan dengan sang istri, Flora Perez.

Kesuksesan Amancio Ortega sebagai orang terkaya ketiga di dunia tidak diraih dengan mulus. Nasib kurang baik menjadi takdirnya sewaktu kecil, terlahir sebagai putra seorang pekerja kereta api dan pembantu rumah tangga.
Saat remaja, ia tak pernah mengenyam pendidikan tinggi, dan hanya lulusan pendidikan dasar. Kondisi perekonomian keluarga yang sulit, mengharuskannya bekerja keras sejak di usia 13 tahun.
Amancio bekerja sebagai tukang antar untuk seorang pembuat pakaian. Seiring pengalamannya, ia kemudian bekerja menjadi asisten penjahit dan pedagang kain.
Selama bekerja tersebut, Amancio menyadari bahwa rantai distribusi dalam bisnis fashion di tempatnya bekerja kurang efesien dan efektif. Seharusnya bisa diminimalisasi, agar dapat menekan harga jual.
Amancio terus belajar arti penting mengantarkan langsung produk kepada konsumen, tanpa perantara distributor di luar perusahaan. Ia juga mencermati cara mengurangi kerumitan dan biaya tak perlu, yang sering mendongkrak harga jual.
Ketika menduduki posisi sebagai manajer pada sebuah toko pakaian lokal, Amancio melihat sebuah gaun cantik dengan aksesori bunga-bunga biru dan merah muda. Semua perempuan di La Coruna menyukai baju tersebut.
Sayang harganya terlalu mahal. Untuk mencari solusi tersebut, ia mencari bahan pakaian yang lebih murah, kemudian disempurnakan sendiri model gaun itu tiap akhir minggu. Setelah berhasil, Amancio juga membuat piyama dan gaun malam untuk menyuplai beberapa toko di sekitarnya, yang semuanya dia antar sendiri.
Dengan laba yang diperoleh dari bisnis kecil tersebut, Amancio berhasil mendirikan pabriknya sendiri. Toko Zara yang pertama buka pada 1975. Zara memang didirikan dengan tujuan menciptakan terobosan dalam dunia fashion.
Dalam laporan tahunannya, diungkapkan bahwa perusahaan Zara menawarkan pakaian dengan mode yang terinspirasi dari gaya hidup dan selera terkini, baik laki-laki maupun perempuan. Untuk menjamin kualitas produknya, Amancio melakukan kontrol ketat terhadap setiap bagian dari lini produksi dan penjualan, mulai dari serat hingga pemilihan lokasi toko.

 

Comment