Otoritas di Asia Tenggara Perkuat Keamanan dari Aksi Terorisme

TERORIS - Otoritas keamanan di Malaysia tengah siaga tinggi, menyusul laporan dua terduga teroris bisa memasuki negara itu.

MEDIAWARTA, KUALA LUMPUR – Otoritas keamanan di Malaysia tengah siaga tinggi, menyusul laporan dua warga Uighur Tiongkok keturunan Turki yang diduga merencanakan serangan teroris di Thailand, bisa memasuki negara itu.

Hal ini memicu kekhawatiran atas serangan militan di Asia Tenggara setelah aksi terorisme di Bangkok dan Jakarta belum lama ini.

Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi di Kuala Lumpur, Minggu (10/4/2016), mengatakan, pihaknya bekerja sama interpol, Aseanapol dan Tiongkok untuk memantau pergerakan kedua orang yang diduga teroris tersebut.

“Saat ini, kami tengah memantau dan mengawasi mereka. Sekarang, kami juga bekerja sama intelijen dan otoritas terkait keamanan,” jelasnya seperti dikutip dari Today.

Namun, keberadaan kedua orang tersebut masih belum jelas. Pemerintah Malaysia dan Thailand sendiri masih belum dapat memastikan titik wilayah yang akan dijadikan sasaran teror.

Mengutip informasi dari Kantor Imigrasi Phuket, Gubernur Surat Thani Thailand, Wongsiri Promchana, mengatakan, dua tersangka yang telah diidentifikasi sebagai Ali Yalcin Egin dan Hidayet Dorsun, sebelumnya tiba di Thailand dengan tujuan liburan di Phuket. Lokasi tinggal mereka belum diketahui, setelah masuk 23 Maret lalu di Thailand. Adapun negara tujuan mereka selanjutnya adalah Malaysia.

Sebuah sumber intelijen mengatakan kepada Kantor Berita Nasional Malaysia, mereka bisa saja melanjutkan perjalanan ke tiga negara tujuan, Turki, Indonesia, atau Singapura.

Sementara itu, kepolisian Thailand, melalui Letnan Jenderal Polisi Suchart Teerasawat, mengungkapkan, kedua orang tersebut disinyalir memiliki hubungan yang erat dengan jaringan terorisme yang meneror beberapa negara di Asia Tenggara. Beberapa anggota jaringan ini sudah ada yang tertangkap di Indonesia.

“Kami sedang menyelidiki ini. Setelah tinggal satu malam (di Phuket), kedua orang tersebut melakukan perjalanan ke Malaysia dan Indonesia. Kami sudah mengetahui, beberapa jaringan mereka tertangkap di Indonesia,” terangnya.

Di Malaysia, Direktur Unit Polisi Kontra-Terorisme Malaysia, Ayob Khan Mydin Pitchay, mengatakan, pihaknya tidak memiliki informasi lengkap terkait tersangka teroris tersebut di negaranya.

“Kami telah memeriksa, tidak ada catatan terkait kedua orang itu, baik yang masuk maupun keluar Malaysia,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya kepada beberapa pewarta di Malaysia.

Kepala Polisi Malaysia, Khalid Abu Bakar, menambahkan, keamanan di negaranya telah ditingkatkan, dengan menyiagakan aparat keamanan seperti polisi di pintu keluar dan masuk Malaysia.

Di Singapura, seorang juru bicara dari Departemen Dalam Negeri, mengungkapkan, pihaknya mengapresiasi laporan dari negara tetangga yang beredar tentang rawannya aksi terorisme di Asia Tenggara. Selama ini, pemerintah Singapura telah menyatakan keprihatinannya terhadap beberapa negara Asia Tenggara yang telah mengalami aksi teror.

Untuk itu, otoritas keamanan di Singapura senantiasa meningkatkan kewaspadaan. “Semua orang dapat memainkan peran mereka untuk mengawasi tindak terorisme. Setiap perilaku yang mencurigakan, dapat langsung melaporkan kepada pihak keamanan atau Departemen Keamanan Dalam Negeri,” pesannya.

Anita/Foto: Dok AFP/Today

Comment