Otoritas Keamanan Singapura Berlakukan Pindai Sidik Jari bagi Wisatawan

MEDIAWARTA.COM, SINGAPURA – Guna memperkuat keamanan di Singapura, otoritas keamanan di Negeri Patung Merlion tersebut, melalui Kantor Imigrasi dan Cukai, The Immigration and Checkpoints Authority (ICA), akan menerapkan sistem keamanan terpadu yang mumpuni.

Pasalnya, semua wisatawan akan segera diminta memindai sidik jari (cap jempol) mereka, setiap kali berkunjung dan keluar dari Singapura. Hal itu dillansir ICA dalam keterangan tertulisnya kepada sejumlah media di Singapura hari ini, Senin (18/4/2016).

Seperti dikutip dari Today, ICA mengungkapkan, sistem BioScreen yang akan terintegrasi dengan otoritas keamanan, progresif dilakukan mulai 20 April mendatang di ruang penumpang dari pos-pos pemeriksaan laut dan darat. Selanjutnya, ini akan diikuti pos-pos pemeriksaan udara. Untuk bandara dan terkait penerbangan, implementasi sistem ini diharapkan dapat terealisasi dalam beberapa bulan.

Pada tahap awal, sistem BioScreen diterapkan di pos-pos Woodlands dan Tuas. Ini untuk mengawasi keamanan pada jalur-jalur padat lalu-lintas. Secara umum, sistem akan mengidentifikasi pengemudi, baik pengguna sepeda motor, mobil, dan truk.

ICA melansir, sistem baru tersebut akan memperkuat verifikasi dari identitas wisatawan. Sebelumnya, sistem ini sukses dalam uji coba (trial) di Terminal Ferry, Tanah Merah tahun lalu.

ICA mengimbau warga negara Singapura maupun warga negara asing untuk koperatif terhadap pemberlakuan sisten BioScreen tersebut. Ini demi peningkatan keamanan di Singapura sendiri. Pasalnya, proses dan pemeriksaan BioScreen sedikit banyaknya akan menyita waktu penumpang. Untuk itu, ICA terus akan meningkatkan dan memperbaui sistem tersebut agar dapat teraplikasi lebih baik dan sempurna.

“Petugas kami akan membantu dan menuntun wisatawan. Kami berharap, kerja sama dari semua wisatawan dalam menjaga Singapura yang aman dapat dimaklumi,” terang salah seorang petugas ICA.

Sekadar diketahui, tingkat keamanan di Singapura diperketat sejak serangan militan pendukung negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) di Asia Tenggara, termasuk Bangkok dan Jakarta belum lama ini.

Anita/Foto: Dok Today

Comment