Bupati Lutim Dorong LDII Tampilkan Islam yang Damai

MEDIAWARTA.COM, MALILI – Umat Islam sekarang ini dihadapkan pada persoalan dilematis. Di satu sisi, umat Islam dihadapkan pada tantangan liberalisme. Pada sisi lain, umat Islam dipusingkan kemunculan berbagai paham ekslusif dan radikalis.

“Belum lagi persoalan sosial seperti narkoba yang merajalela, pergaulan bebas menjadi tren di kalangan anak muda, kapitalisme ada di mana-mana, solidaritas semakin rendah, dan jiwa sosial semakin memudar di kalangan masyarakat,” terang Bupati Luwu Timur, Thorig Husler saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) III Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Luwu Timur di Gedung Wanita Simpurusiang, Jalan Soekarno Hatta, Malili, Luwu Timur, Sulsel, Sabtu (21/5/2016).

Oleh karena itu, Thorig mengimbau peran muballigh menjadi sangat penting guna memberikan pencerahan iman dan Islam kepada masyarakat. “Di samping memberikan pencerahan, semua persoalan ini juga menuntut sebuah format dakwah ideal yang mampu menampilkan Islam sebagai ajaran yang damai, demokratis, egalitarian, dan diterima semua kalangan yang memiliki keanekaragaman budaya,” jelasnya.

Musda III LDII Luwu Timur ini mengambil tajuk “Peran LDII dalam Pembangunan SDM Profesional Religius Menuju Luwu Timur Terkemuka 2021”. Dalam pembukaan Musda, hadir Wabup Luwu Timur Irwan Bachri Syam, Ketua LDII Sulsel Hidayat Nahwi Rasul, Ketua LDII Luwu Timur masa bakti 2010-2015 Basri Kambatu, tokoh agama, dan tokoh ormas se-Luwu Timur.

Bupati Luwu Timur berharap, LDII giat menyosialisasikan pentingnya wawasan kebangsaan kepada masyarakat. “Saya berharap, LDII dapat proaktif mensosialisasikan pentingnya wawasan kebangsaan, menghargai pluralisme, dan memelihara kebersamaan dalam keberagaman,” imbuhnya.

Bahkan, bupati menyampaikan amanat agar LDII sebagai organisasi dakwah, memainkan peran dalam memberikan kontribusi nyata bagi pembinaan umat Islam, yang selanjutnya dapat mendukung dan menopang berbagai dimensi sendi-sendi pembangunan di Luwu.

Di kesempatan yang sama, Ketua LDII Sulsel Hidayat Nahwi Rasul mengemukakan, Islam harus tampil sebagai solusi di tengah berbagai persoalan. “Karena Islam itu sebagai rahmat bagi seluruh alam,” ulasnya.

Hidayat menguraikan, LDII mendorong profesionalisme. “Profesionalitas ini didukung pendidikan. Karenanya, akses dan kualitas pendidikan harus ditingkatkan. Akses pendidikan harus didapatkan masyarakat Indonesia mulai tingkat SD hingga perguruan tinggi,” pesannya.

Di samping profesional, sebut Hidayat, LDII mendorong religiusitas. “LDII bukan hanya mendorong lahirnya manusia-manusia yang profesional, tetapi juga manusia yang memiliki nilai-nilai religiusitas. Kita harus religius sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah SWT atas kekayaan alam Indonesia yang melimpah,” ujarnya.

Sementara itu, saat sesi diskusi panel, Kapolres Luwu Timur AKBP Parojahan Simanjuntak, menyampaikan materi bertajuk “Peran LDII dalam Harkamtibmas Serta Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat”.

Dijelaskan, sebagai ormas Islam, LDII berperan meningkatkan ketertiban dan ketenteraman kehidupan masyarakat dalam dakwah. “Juru dakwah memiliki posisi penting yang akan membawa kemajuan suatu bangsa yang beradab dan taat beragama,” ujarnya.

Lebih lanjut, Parojahan mengajak LDII bekerja sama dengan pihak kepolisian guna menggerakan dai sebagai mitra Kamtibmas. “Karena Polri menyadari, untuk menjaga Kamtibmas memerlukan mitra dari tokoh masyarakat, termasuk juru dakwah,” ungkapnya.

Dalam sesi diskusi panel, hadir perwira penghubung Kodim 1403 Mayor Inf Simon Martes yang menyampaikan materi proxy war.

Singgih Wahyu Nugraha/Foto: Istimewa

Comment